Logo Ebatak
Ebatak | Ensiklopedia Batak
Ensiklopedia Batak

Si Raja Lontung: Tarombo dan parturuan anak Tuan Saribu Raja

Si Raja Lontung: anak Tuan Saribu Raja dan Si Boru Pareme, Generasi Ke-4 dari Si Raja Batak.


ebatak.com
ebatak.com
Ebatak | Ensiklopedia Batak

Si Raja Lontung adalah anak dari Tuan Saribu Raja dan Si Boru Pareme, merupakan Generasi Ke-4 dari Si Raja Batak.
Pada masa kehidupan Si Raja Lontung, sistem marga belum digunakan oleh keluarga mereka. Itulah alasan mengapa Si Raja Lontung belum memiliki marga.

Si Raja Lontung memiliki 7 orang anak laki-laki, yaitu Toga Sinaga, Tuan Situmorang, Pandiangan, Toga Nainggolan, Simatupang, Toga Aritonang dan Ompu Raja Siregar, serta 2 orang anak perempuan/ boru, yaitu Si Boru Amak Pandan dan Si Boru Panggabean.

Ayah dari Si Raja Lontung adalah Tuan Saribu Raja

Ibu dari Si Raja Lontung adalah Si Boru Pareme

Opung Suhut Doli (Kakek dari ayah) dari Si Raja Lontung adalah Guru Tatea Bulan

Opung Suhut Boru (Nenek dari ayah) dari Si Raja Lontung adalah Sibasoburning

Opung Bao Doli (Kakek dari ibu) dari Si Raja Lontung adalah Guru Tatea Bulan

Opung Bao Boru (Nenek dari ibu) dari Si Raja Lontung adalah Sibasoburning

Si Raja Lontung memiliki seorang istri, yaitu Si Boru Pareme

Amangtua/ Amanguda dari Si Raja Lontung adalah Raja Uti, Limbong Mulana, Sagala Raja dan Silau Raja, perlu diketahui, amangtua/ amanguda adalah saudara laki-laki dari ayah, mereka adalah saudara laki-laki dari ayah Si Raja Lontung yaitu Tuan Saribu Raja. Jadi, Si Raja Lontung memanggil amangtua/ amanguda kepada seluruh saudara laki-laki dari ayahnya, atau anak laki-laki dari opung suhut nya, yaitu Guru Tatea Bulan

Namboru dari Si Raja Lontung adalah Si Anting Haomasan, Si Boru Biding Laut, Si Boru Nantinjo, Si Boru Pareme dan Si Pinggan Haomasan, perlu diketahui, Namboru adalah saudara perempuan dari ayah, mereka adalah saudara perempuan dari ayah Si Raja Lontung yaitu Tuan Saribu Raja. Jadi, Si Raja Lontung memanggil Namboru kepada seluruh saudara perempuan dari ayahnya, atau boru dari opung suhut nya, yaitu Guru Tatea Bulan

Sayangnya, kita tidak dapat menemukan informasi Bonatulang dari Si Raja Lontung. Perlu diketahui, Bonatulang adalah tulang dari Ayah, Kita sudah memiliki informasi terkait ayah Si Raja Lontung yaitu Tuan Saribu Raja. Lalu kita sudah menemukan Opung Suhut Borunya yaitu Sibasoburning. Namun kita belum mendapatkan informasi terkait siapa orang tua dari Opung Suhut Borunya tersebut. Untuk menemukan siapa Bonatulang Si Raja Lontung kita harus mendapatkan informasi tentang orang tua dari Opung Suhut Borunya. Sebab, Bonatulang dari Si Raja Lontung adalah tulang dari ayahnya, dan itu berarti saudara laki-laki dari Opung Suhut Borunya

Sayangnya, kita tidak dapat menemukan informasi Bonaniari dari Si Raja Lontung. Perlu diketahui, Bonaniari adalah tulangnya opung dari Ayah, Kita sudah memiliki informasi terkait ayah Si Raja Lontung yaitu Tuan Saribu Raja. Lalu kita sudah menemukan Opung Suhut Dolinya yaitu Guru Tatea Bulan. Namun kita belum mendapatkan informasi terkait siapa Ibu dari Opung Suhut Dolinya tersebut.

Tulang dari Si Raja Lontung adalah Raja Uti, Tuan Saribu Raja, Limbong Mulana, Sagala Raja dan Silau Raja. Tulang adalah saudara laki-laki dari Ibu. Mereka adalah saudara laki-laki dari Si Boru Pareme, ibu dari Si Raja Lontung. Jadi, Si Raja Lontung mar Tulang kepada seluruh anak laki-laki dari opung bao nya, yaitu Guru Tatea Bulan.

Sayangnya, kita tidak dapat menemukan informasi Tulang Rorobot dari Si Raja Lontung. Perlu diketahui, Tulang Rorobot adalah tulang dari Ibu, Kita sudah memiliki informasi terkait Ibu Si Raja Lontung yaitu Si Boru Pareme. Lalu kita sudah menemukan Opung Bao Borunya yaitu Sibasoburning. Namun kita belum mendapatkan informasi terkait siapa orang tua dari Opung Bao Borunya tersebut. Untuk menemukan siapa Tulang Rorobot Si Raja Lontung kita harus mendapatkan informasi tentang orang tua dari Opung Bao Borunya. Sebab, Tulang Rorobot dari Si Raja Lontung adalah tulang dari Ibunya, dan itu berarti saudara laki-laki dari Opung Bao Borunya

Kisah Raja Lontung dan Perjalanan Hidupnya

Setelah kelahiran Raja Lontung, ayahnya, Tuan Sariburaja, kembali melakukan perjalanan jauh meninggalkan hutan tempat tinggal mereka. Siboru Pareme kemudian membesarkan Raja Lontung seorang diri. Kehidupan mereka di hutan terbantu oleh persahabatan dengan binatang liar, seperti harimau dan kera, yang rutin mengantarkan makanan berupa daging buruan, madu, dan buah-buahan.

Ketika Raja Lontung menginjak usia dewasa, ibunya memberinya amanat untuk menikah dan menunjukkan ciri-ciri wanita yang harus ia cari—seorang perempuan yang secara fisik sangat mirip dengan Siboru Pareme sendiri. Raja Lontung pun berangkat ke lokasi yang ditunjukkan ibunya. Tanpa sepengetahuannya, Siboru Pareme diam-diam menyusulnya ke tempat yang sama.

Di lokasi tersebut, Raja Lontung bertemu dengan seorang wanita yang memiliki kemiripan luar biasa dengan ibunya. Tanpa mengetahui identitas sebenarnya, ia mengira wanita itu adalah calon istri yang dimaksud ibunya. Ia pun melamar wanita tersebut. Setelah pernikahan berlangsung, barulah terungkap bahwa wanita itu adalah Siboru Pareme, ibunya sendiri. Namun, penyesalan datang terlambat; pernikahan telah terjadi dan tidak dapat dibatalkan.

Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai sembilan anak, yaitu tujuh putra dan dua putri. Dalam beberapa tarombo, Situmorang disebut sebagai anak sulung dan Sinaga sebagai anak kedua. Namun, menurut cerita lisan masyarakat, Sinaga justru adalah anak pertama, sementara Situmorang anak kedua.

Ketika dewasa, Situmorang menikahi Boru Limbong, dan adik Boru Limbong kemudian dinikahi oleh Sinaga. Karena Situmorang menikahi kakak dari istri Sinaga, ia disebut haha ni parhajaan (abang ipar), sedangkan Sinaga disebut haha ni partubu (abang kandung) karena diyakini lahir lebih dulu.

Sementara itu, putri mereka yang bernama Siboru Amak Pandan menikah dengan leluhur marga Sihombing, dan Siboru Panggabean menikah dengan leluhur marga Simamora.

Rabu, 23 September 2020, 23:59 | Rabu, 16 April 2025, 09:14 | oleh Regina

Sejarah

kuliner

Adat Batak

Wisata Alam

Napak Tilas

Mitologi