Logo Ebatak
Ebatak | Ensiklopedia Batak
Ensiklopedia Batak

Altcoin: Coin Alternatif Selain Bitcoin

Mengenal Altcoin: Koin Kripto Selain Bitcoin


Bitcoin
Bitcoin
Sebuah platform mata uang digital mengonfirmasi bahwa organisasi kemanusiaan dan pendidikan telah menerima donasi dalam bentuk Bitcoin.
Source: ebatak.com
Author: Regina

Ketika kita berbicara tentang cryptocurrency, nama Bitcoin seringkali menjadi yang pertama terlintas. Namun, di luar sang pelopor, terdapat ribuan aset digital lain yang secara kolektif dikenal sebagai Altcoin. Istilah ini adalah singkatan dari alternative coin, yang secara harfiah berarti setiap aset kripto yang bukan Bitcoin. Altcoin bukan sekadar peniru, melainkan sebuah dunia inovasi yang luas dan beragam.

Daftar Isi

Secara sederhana, jika sebuah aset kripto itu bukan Bitcoin, maka ia adalah sebuah Altcoin. Ada ribuan altcoin yang beredar saat ini, mulai dari proyek raksasa seperti Ethereum hingga token-token yang lebih baru dan spesifik. Masing-masing altcoin diciptakan dengan tujuan dan teknologi yang unik, seringkali sebagai upaya untuk menyempurnakan atau menawarkan solusi yang berbeda dari yang ditawarkan oleh Bitcoin.

Banyak altcoin generasi awal lahir dari keinginan untuk mengatasi beberapa keterbatasan yang dirasakan pada jaringan Bitcoin. Para pengembang mencoba menciptakan aset digital yang menawarkan kecepatan transaksi yang lebih tinggi, biaya yang lebih rendah, atau skalabilitas jaringan yang lebih baik untuk penggunaan sehari-hari. Mereka mengambil ide dasar dari Bitcoin dan menambahkan fitur serta teknologi baru di atasnya.

Seiring berjalannya waktu, tujuan penciptaan altcoin menjadi semakin beragam. Kini, altcoin tidak hanya berfokus pada fungsi pembayaran, tetapi juga mencakup berbagai kategori. Ada altcoin yang berfungsi sebagai platform untuk aplikasi terdesentralisasi (dApps), token yang dirancang khusus untuk privasi, aset yang digunakan dalam dunia game, hingga stablecoin yang nilainya dipatok ke mata uang fiat seperti Dolar AS.

Untuk memahami betapa beragamnya dunia altcoin, mari kita lihat beberapa contoh populer yang masing-masing memiliki tujuan yang sangat berbeda. Ethereum bisa dibilang adalah altcoin paling terkenal, yang popularitasnya begitu besar hingga ia menciptakan ekosistemnya sendiri. Namun, ada banyak altcoin penting lainnya yang memainkan peran unik di dalam industri ini.

Litecoin (LTC)

Litecoin adalah salah satu altcoin paling tua dan paling dihormati, seringkali dijuluki sebagai perak digital jika Bitcoin adalah emas digital. Diciptakan pada tahun 2011, tujuannya adalah menjadi versi yang lebih ringan dan lebih cepat dari Bitcoin, sehingga lebih cocok untuk transaksi sehari-hari. Litecoin mengambil kode dasar Bitcoin dan melakukan beberapa penyesuaian kunci untuk mencapai tujuan ini.

Perbedaan teknis utamanya terletak pada kecepatan dan algoritma penambangannya. Jaringan Litecoin mampu menghasilkan blok baru setiap 2,5 menit, empat kali lebih cepat dari Bitcoin yang membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Selain itu, ia menggunakan algoritma konsensus yang berbeda bernama Scrypt, yang pada awalnya dirancang agar lebih mudah diakses oleh para penambang individu menggunakan komputer biasa.

Selama bertahun-tahun, Litecoin telah membuktikan dirinya sebagai jaringan yang andal dan aman. Posisinya yang unik sebagai pelengkap Bitcoin membuatnya tetap relevan. Ia seringkali menjadi jaringan uji coba untuk teknologi-teknologi baru sebelum dipertimbangkan untuk diimplementasikan di jaringan Bitcoin, memperkuat statusnya sebagai salah satu pilar di dunia altcoin.

Ripple (XRP)

Berbeda dari kebanyakan aset kripto yang bertujuan menjadi alternatif dari sistem keuangan tradisional, Ripple dan aset digitalnya, XRP, dirancang untuk bekerja bersama sistem tersebut. Tujuannya adalah untuk menyediakan infrastruktur bagi bank dan lembaga keuangan agar dapat melakukan pembayaran lintas negara dengan sangat cepat dan biaya yang sangat rendah.

Ripple tidak menggunakan mekanisme penambangan seperti Bitcoin atau Litecoin. Sebaliknya, ia menggunakan protokol konsensus unik yang disebut Ripple Protocol Consensus Algorithm (RPCA). Sistem ini memungkinkan transaksi untuk dikonfirmasi dalam waktu kurang dari empat detik, menjadikannya salah satu jaringan tercepat di industri ini. Kecepatan ini sangat ideal untuk kasus penggunaan di sektor perbankan.

Fungsi utama XRP dalam jaringan Ripple adalah sebagai mata uang jembatan. Bayangkan sebuah bank di Indonesia ingin mengirim Rupiah ke bank di Jepang dalam bentuk Yen. Secara tradisional, proses ini lambat dan mahal. Dengan Ripple, bank tersebut bisa mengonversi Rupiah ke XRP, mengirimkannya dalam hitungan detik, dan kemudian mengonversinya kembali ke Yen di Jepang, memotong banyak perantara dan waktu.

Monero (XMR)

Jika transparansi adalah salah satu keunggulan utama blockchain Bitcoin, ada sebagian pengguna yang justru memprioritaskan privasi. Monero (XMR) adalah altcoin yang diciptakan khusus untuk memenuhi kebutuhan ini, menjadikannya sebagai salah satu privacy coin paling terkemuka. Tujuannya adalah untuk membuat transaksi menjadi sepenuhnya anonim dan tidak dapat dilacak.

Untuk mencapai tingkat privasi ini, Monero menggunakan teknologi kriptografi canggih seperti ring signatures dan stealth addresses. Secara sederhana, ring signatures bekerja dengan cara mencampurkan tanda tangan digital dari pengirim asli dengan sejumlah tanda tangan lain, sehingga mustahil bagi pihak luar untuk mengetahui siapa sebenarnya yang mengirim transaksi. Sementara itu, stealth addresses memastikan alamat penerima selalu unik untuk setiap transaksi, mencegah adanya penautan transaksi.

Fokus mutlak pada privasi ini menempatkan Monero pada cabang filosofis yang berbeda dalam dunia kripto. Ia melayani pengguna yang meyakini bahwa privasi finansial adalah hak fundamental. Teknologi ini memastikan bahwa baik pengirim, penerima, maupun jumlah transaksi tetap dirahasiakan, memberikan tingkat kerahasiaan yang tidak ditawarkan oleh sebagian besar aset kripto lainnya.

Seiring berkembangnya pasar altcoin, cara untuk berinvestasi di dalamnya pun menjadi semakin beragam. Terdapat beberapa metode yang bisa dipilih, mulai dari yang paling sederhana dan langsung hingga yang lebih canggih dan memerlukan pemahaman teknis. Pilihan metode ini sangat bergantung pada tujuan, tingkat pengetahuan, dan profil risiko masing-masing investor.

Cara paling umum dan ramah bagi pemula adalah dengan membeli dan menyimpan. Investor bisa membeli berbagai altcoin melalui bursa kripto terpercaya seperti INDODAX dan menyimpannya dalam jangka panjang, dengan harapan nilainya akan meningkat. Cara lainnya adalah melalui proses yang mengamankan jaringan. Untuk altcoin yang menggunakan sistem Proof-of-Work (seperti Litecoin dan Monero), proses ini disebut mining, yang memerlukan perangkat keras mahal dan konsumsi listrik tinggi.

Namun, untuk altcoin yang telah beralih ke sistem Proof-of-Stake seperti Ethereum, proses partisipasinya disebut staking. Di sini, investor "mengunci" sejumlah koin mereka untuk membantu memvalidasi transaksi dan mendapatkan imbalan, sebuah proses yang jauh lebih hemat energi. Pilihan yang lebih canggih adalah menjadi penyedia likuiditas di platform Keuangan Terdesentralisasi (DeFi), di mana Anda meminjamkan aset Anda dan mendapatkan imbalan dari biaya transaksi. Bagi yang lebih menyukai jalur tradisional, kini juga tersedia produk seperti reksadana atau ETF yang berbasis kripto.

Tertarik untuk mulai berinvestasi aset kripto dengan mudah dan aman? Sebagai platform perdagangan aset digital terpercaya di Indonesia, Indodax adalah pilihan yang tepat. Dengan jutaan anggota terverifikasi, platform ini menyediakan tempat jual beli beragam aset seperti Bitcoin dan Ethereum dengan sistem yang ramah pengguna dan keamanan terjamin.

Mulai kelola #AsetMasaDepan Anda dengan nyaman dan cepat. Yuk, gabung dan mulai perjalanan investasi Anda melalui Indodax sekarang.

Rabu, 08 Oktober 2025, 01:13 | Rabu, 08 Oktober 2025, 01:13 | oleh Regina

Cryptocurrency