Logo Ebatak
Ebatak | Ensiklopedia Batak
Ensiklopedia Batak

Limbong Mulana: Sejarah dan Asal-usul Marga Limbong

Limbong Mulana: Suami dari Soripada Limbong Mulana yang mewariskan marga Limbong.


ebatak.com
ebatak.com
Ebatak | Ensiklopedia Batak

Seminar Sehari Lintas Daerah Untuk Penguatan Punguan Limbong Mulana

Seminar sehari lintas daerah kumpulan Limbong Mulana yang diadakan di Lor in Hotel Sentul Bogor Jawa Barat, Sabtu (26/11/2022) berjalan dengan baik. Lebih dari 100 orang peserta yang hadir untuk mengikuti seminar tersebut yang digagas oleh Kumpulan Limbong Mulana Sejabodetabek Serang, dan menghasilkan suatau keputusan bersama untuk memperkokoh punguan antar lintas daerah kumpulan Limbong Mulana.

Seminar sehari itu dihadiri narasumber dari putra putra Limbong yang terbaik untuk memberikan pemaparan sesuai talenta masing masing, diantaranya, Saut Limbong, SE mewakili dari bona pasogit Sianjur Mula Mula Kabuptaen Samosir, Robert Limbong, SH, MH, Brigjend Ramses Limbong,SIP, MSi. dan Pdt DR Sukamto Limbong.

Sementara peserta dari daerah, Surabaya, Bandung Raya, Subang, Purwakarta, Karawang, Cikampek, Lampung, bona pasogit Sianjurmula mula Kabupaten Samosir, dan Limbong Mulana Sejabodetabek Serang sebagai tuan rumah.

Menurut ketua panitia pelaksana, Carles Limbong, SE yang juga Ketua II yang membidangi organisasi Kumpulan Limbong Sejabodetabek Serang, kegiatan seminar antar lintas daerah ini dilaksanakan bertujuan untuk menguatkan persaudaraan Limbong Mulana antar wilayah agar tidak terpecah pecah.

Belakangan ini ada beberapa kumpulan marga yang terpecah, disebabkan ego sentris oleh petinggi marga itu sendiri. Beda pendapat boleh boleh saja, namun jangan perbedahan itu yang membuat perpecahan dalam kumpulan marga itu sendiri.

( Nurani Limbong Mulana Sejabodetabek Serang yang menjadi barometer kumpulan Limbong Mulana Se-Indonesia terpanggil untuk merajut kembali hubungan yang harmonis dan penguatan sesama marga dalam kumpulan itu. Dasar keprihatinan itulah menganisiasi seminar sehari dengan tema Pasombu Sihol. Pasada Tahi ( ujar Carles Limbong sebagai generasi muda jaman digital saat ini.

Seminar ini tentu diapresiasi khusunya dari bona pasogit, mengingat perbedaan pemikiran antar lintas sesama kumpulan Limbong Mulana akan berdapak ke bona pasogit, walupun tidak signifikan.

Keberadaan rajabius dibona pasogit seharusnya dapat menyelesaikan persoalan persoalan tatanan adat dibona pasogit. Pergeseran tatanan dari yang sebelumnya juga ikut menjadikan konplik khusunya dalam pembagunan tugu. Penguatan rajabius itu perlu didukung sepenuhnya oleh Limbong perantau, sehingga apa menjadi permasalahan, dapat diselaikan dengan baik.

Persoalan persoalan yang lain dialami bona pasogit terkait peningkatan ekonomi masyarakat setempat, berharap Kumpulan Limbong yang ada diperantauan dapat berkontribusi membangun budaya dan wisata di Sianjurmula mula, jelas Saut Limbong, SE.

Robert Limbong, hakim tinggi yang saat ini bertugas di NTT, mengingatkan keberadaan kumpulan Limbong lintas wilayah, agar tetap mengedepankan persatuan dan kesatuan yang tidak telepas dari norma norma yang sudah ditentukan

Pembentukan organisasi yang lebih besar dan luas memerlukan kesepakatan kebersamaan untuk menyatukan satu presepsi dari tujuan organisasi itu.

Adanya kesatuan prespsi tentunya untuk menjaga konplik antar pihak yang terlibat dikemudian hari, dan dibuatkanlah Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) yang menjadi acuan dalam menjalankan roda organisasi tersebut.

Generasi Limbong jaman digitalisasi saat ini dalam menyambut Indonesia 100 tahun pada tahun 2045 dapat sebagai kunci untuk mengikis perilaku elat (iri), late (dengki), teal (munafik) khusunya diperkumpulan Limbong, sehingga nantinya menjadi modal dalam persaingan global dalam menjalani organisasi itu.

Kesiapan marga Limbong sebagai asset bangsa harus dimulai dari sekarang menuju tahun 2045, tentunya itu tidak terlepas dari adanya kejujuran, bekerja keras dan kepintaran.

Hambatan yang selama ini yang menjadi perpecahan suatu organisasi marga, itu tidak terlepas dari elat (iri, late (dengki), teal (munafik), kurang wawasan, kurang komunitatif, kurang percaya diri, dan kurang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berbeda pada suatu komunitas, ujar Brigjend Ramses Limbong, SIP, MSi yang saat ini bertugas sebagai kepala pusat Konstruksi Baranahan di Kemham.

Ramses menilai, bahwa Kumpulam Limbong perlu mempekuat peran keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang, menanamkan nilai-nilai moral, dan pembentukan kepribadian individu. Meningkatkan tingkat pendidikan yang berlandaskan pada Filosofi (Anakkon ki do hamoraon diau). Mempertahankan warisan budaya batak yaitu (Dalihan Natolu). Gunakan fitur teknologi informasi untuk hal yang positif dan menunjang kekerabatan, dengan berpedoman pada etika berkomunikasi dan memahami bahwa keberagaman adalah keniscayaan. Inilah landasan yang harus diproses Limbong menuju 2045, tutup Ramses.

Limbong memang diciptakan dengan bobot berbeda, karena dekat dengan peradapan orang batak di Sianjur Mulamula. Merajut kasih persaudaraan sangat penting dikeluarga besar Limbong Mulana, ujar Pendeta DR Sukanto Limbong, pengajar STT HKBP Pematang Siantar. Firman Tuhan yang dikutif dari Mazmur 133. Pada ayat 1. Alangkah baiknya dan senangnya, kalau umat Allah hidup rukun. Kerukunan itu tentunya seperti merajut kasih persaudaraan sama seperti merajut nyanyian. Ada nada tinggi, rendah, mayor, dan minor. Semua nada akan indah kalau kita setia menjaga harmoni, seperti hal dalihan natolu. Somba marhula hula, elek mar boru dan manat mardongan tubu, ketiga peran masing masing saling menghargai pungsi masing masing, sehingga tatanan itu berjalan dengan baik.

Limbong lahir dari nenek moyang pendoa, orang bijak, menekankan perlunya merajut kasih persaudaraan dengan penguatan doa dan peran keluarga, tutup Sukamto.

Sementara Moderator, Berman Limbong, SH. MH yang juga Ketua Umum Limbong Mulana Sejabodetabek Serang membuat tiga kesipulan dalam seminar sehari lintas daerah yaitu :

  1. Satahi saoloan memperdayakan potensi yang ada dihuta Limbong khususnya budaya dan parawisata untuk meningkat taraf kehidupan perokonomian masyarakat Limbong.
  2. Seluruh peserta seminar dan narasumber bersepakat untuk menggalakkan sada tahi sada oloan untuk memajukan huta Limbong dengan memamfaatkan Yayasan Limbong Mulana.
  3. Punguan Limbong Mulana Se-Indonesia akan dibahas dikemudian hari.

Berman mengigatkan semua kepada yang hadir tetap menjaga persaudaraan sesama marga Limbong agar berjalin dengan baik, tentunya kumpulan masing masing mempunyai aturan yang sudah ditetapkan sesuai koridor aturan itu sendiri.

Ada dua perhelatan yang penting yang menjadi keputusan bersama Limbong antar lintas daerah kedepannya, yang pertama, menentukan titik nol peradapan orang batak di Sianjur mula mula, dimana adanya komunitas lain yang sudah menentukan titik nol peradapan orang batak. Kedua, peresmian tugu Limbong Mulana yang ada dibona pasogit. Tentu PR ini menjadi lanjutan seminar yang akan dilanjutkan dikemudian hari.

Kesehatian dan kebersamaan Limbong Mulana Sejabodetabek Serang tidak terlepas dari Teg Line yang menjadi ikon Limbong Mulana Sejabodetabek Serang, yaitu ( Limbong Mulana, tak terpisahkan dari kasih Allah (. Biarlah kasih Allah yang ada pada diri kita dapat merajuk kembali persaudaraan kedepannya, tutup Berman.

Pembangunan Tugu Limbong Mulana di Sianjur Mula-mula Samosir Dimulai

Pembangunan Tugu Limbong Mulana di Desa Sarimarrihit, Kecamatan Sianjur Mula-mula, Kabupaten Samosir dimulai sejak Selasa (16/2) dengan melakukan peletakan batu pertama. Pembangunan tugu tersebut tidak terlepas dari peran Brigjen (Purn) Bernad Limbong S.Sos SH MH yang juga Ketua Umum Panitia Pembangunan Tugu Limbong Mulana.

Menurut Bernard Limbong, pembangunan tugu tersebut sudah dimulai sejak tahun 2011 lalu namun terkendala sesuatu sehingga tidak dapat dilanjutkan dan mangkrak selama 10 tahun. Namun pembangunan kembali dilanjutkan pada tahun 2021 ini dengan gambar (desain) dan ukuran terbaru yang dikerjakan kontraktor.

"Pada prinsipnya pembangunan tugu marga seharusnya dilaksanakan dengan niat yang tulus dan hati yang bersih dan tidak mempunyai kepentingan pribadi," ujar Bernad dan menyebut, ini sudah sangat dinanti-nanti Keluarga Besar Limbong, mengingat Limbong merupakan marga yang tertua pada orang Batak dari keturunan Si Raja Batak.

Menurutnya, dalam pengambilan keputusan pada proses pembangunan tugu tersebut pasti ada perbedaan pendapat sesama kakak-beradik. Tentu suara terbanyak yang harus diakomodir walaupun kehendak sebagian tidak dapat dilaksanakan.

Akhir-akhir ini muncul berita yang kurang baik di media terkait pembangunan tugu tersebut, dikarenakan ada pihak-pihak yang tidak setuju atas pembangunan tugu dengan gambar yang terbaru. Pemberitaan itu hanya sepihak yang menyatakan bahwa tugu Limbong dirubuhkan.

"Jelas, tugu yang mangkrak 10 tahun kita rubuhkan melihat kualitasnya sudah tidak utuh lagi, namun dibalik perubuhan tugu yang mangkrak kita bangun yang terbaru dan sudah disepakati bersama," sahut Bernad.

"Mereka yang tidak setuju juga orangtua kita, abang kita, adik kita, dan bukan orang lain, mereka juga Keluarga Besar Limbong Mulana. Tentu kalau tugu ini sudah selesai dibangun, pasti mereka juga akan ikut berbangga dan bersama-sama merayakannya," sambung Bernad meluruskan pemberitaan itu.

"Mari kita doakan agar Tugu Limbong Mulana cepat selesai dibangun sesuai kesepakatan dengan pihak kontraktor. Tugu ini penantian semua marga Limbong yang ada di seluruh penjuru dunia, tentu mereka pasti bangga mempunyai Tugu Limbong yang letaknya persis dimana awalnya nenek-moyang bermarga Limbong bermukim di Sianjur Mulamula," tandas Bernad.

Sumber pendanaan pembangunan tugu ini tidak terlepas dari usaha gotong-royong, saling bahu-membahu, dari keturunan Limbong Mulana.

Pelaksanaan pembangunannya turut disaksikan orangtua di bona pasogit dan utusan dari setiap perwakilan organisasi kumpulan Limbong yang ada di nusantara. Penggalangan dana dimulai di setiap kumpulan Limbong.

Sementara Bendahara Pembangunan Tugu Limbong, Doharman Limbong SH SpN mengemukakan, semua marga Limbong di manapun berada agar turut berpartisipasi memberikan donasinya untuk pembangunan tugu tersebut.

Limbong Mulana adalah salah satu leluhur Bangso Batak yang mewariskan marga Limbong kepada keturunannnya. Limbong Mulana merupakan Generasi Ke-3 dari Si Raja Batak.

Tidak ada informasi terkait keturunan dari Limbong Mulana

Ayah dari Limbong Mulana Limbong adalah Guru Tatea Bulan

Ibu dari Limbong Mulana adalah Sibasoburning

Limbong Mulana adalah keturunan dari Raja Batak yang berasal dari Sianjur Mula Mula, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Indonesia

Opung Suhut Doli (Kakek dari ayah) dari Limbong Mulana adalah Raja Batak

Opung Suhut Boru (Nenek dari ayah) dari Limbong Mulana adalah Putri dari Siam

Opung Bao Doli (Kakek dari ibu) dari Limbong Mulana Tidak ditemukan

Opung Bao Boru (Nenek dari ibu) dari Limbong Mulana Tidak ditemukan

Limbong Mulana memiliki seorang istri, yaitu Soripada Limbong Mulana

Amangtua/ Amanguda dari Limbong Mulana adalah Raja Isombaon, perlu diketahui, amangtua/ amanguda adalah saudara laki-laki dari ayah. Raja Isombaon adalah saudara laki-laki dari ayah Limbong Mulana yaitu Guru Tatea Bulan. Jadi, Limbong Mulana memanggil amangtua/ amanguda kepada seluruh saudara laki-laki dari ayahnya, atau anak laki-laki dari opung suhut nya, yaitu Raja Batak

Berdasarkan data tarombo yang tercatat di eBatak.com, Opung Suhut Limbong Mulana, yaitu Raja Batak tidak memiliki boru. Dengan demikian, Limbong Mulana tidak memiliki Namboru

Sayangnya, kita tidak dapat menemukan informasi Bonatulang dari Limbong Mulana. Perlu diketahui, Bonatulang adalah tulang dari Ayah, Kita sudah memiliki informasi terkait ayah Limbong Mulana yaitu Guru Tatea Bulan. Lalu kita sudah menemukan Opung Suhut Borunya yaitu Putri dari Siam. Namun kita belum mendapatkan informasi terkait siapa orang tua dari Opung Suhut Borunya tersebut. Untuk menemukan siapa Bonatulang Limbong Mulana kita harus mendapatkan informasi tentang orang tua dari Opung Suhut Borunya. Sebab, Bonatulang dari Limbong Mulana adalah tulang dari ayahnya, dan itu berarti saudara laki-laki dari Opung Suhut Borunya

Sayangnya, kita tidak dapat menemukan informasi Bonaniari dari Limbong Mulana. Perlu diketahui, Bonaniari adalah tulangnya opung dari Ayah, Kita sudah memiliki informasi terkait ayah Limbong Mulana yaitu Guru Tatea Bulan. Lalu kita sudah menemukan Opung Suhut Dolinya yaitu Raja Batak. Namun kita belum mendapatkan informasi terkait siapa orang tua dari Opung Suhut Dolinya tersebut.

Sayangnya, kita tidak dapat menemukan informasi Tulang dari Limbong Mulana. Perlu diketahui, Tulang adalah saudara laki-laki dari ibu, kita sudah memiliki informasi terkait ibu Limbong Mulana yaitu Sibasoburning. Namun kita belum memiliki informasi terkait siapa Opung Baonya (Orangtua dari Sibasoburning), untuk menemukan siapa Tulang Limbong Mulana kita harus mendapatkan informasi tentang Opung Baonya. Sebab tulang Limbong Mulana adalah anak laki-laki dari Opung Baonya

Sayangnya, kita tidak dapat menemukan informasi Tulang Rorobot dari Limbong Mulana. Perlu diketahui, Tulang Rorobot adalah tulang dari Ibu, kita sudah memiliki informasi terkait Ibu Limbong Mulana yaitu Sibasoburning. Namun kita belum memiliki informasi terkait siapa Opung Bao Borunya (Ibu dari Sibasoburning), untuk menemukan siapa Tulang Rorobot Limbong Mulana kita harus mendapatkan informasi tentang Opung Bao Borunya.

Rabu, 23 September 2020, 12:39 | Rabu, 16 April 2025, 09:14 | oleh Regina

kuliner

Adat Batak

Wisata Alam

Napak Tilas

Mitologi

Sejarah