Logo Ebatak
Ebatak | Ensiklopedia Batak
Ensiklopedia Batak

Si Boru Nantinjo: putri/ boru ni Guru Tatea Bulan

Si Boru Nantinjo: putri/ boru ni Guru Tatea Bulan dan Sibasoburning, Generasi Ke-3 dari Si Raja Batak.


Ilustrasi Siboru Nantinjo sedang menenun
Ilustrasi Siboru Nantinjo sedang menenun
Nantinjo memiliki keahlian luar biasa dalam menenun, sebuah keterampilan yang ia tekuni sejak kecil. Dengan penuh kesabaran, ia merangkai benang demi benang menjadi kain yang indah, menciptakan motif-motif yang sarat makna dalam budaya Batak. Setiap helai tenunannya tidak hanya mencerminkan keahliannya, tetapi juga menjadi pelipur lara di tengah penderitaan yang ia alami.
Source: ebatak.com
Author: Regina

Gambaran

Si Boru Nantinjo duduk bersimpuh di antara keempat kakaknya yang berdiri berjejer. Mengenakan gaun putih yang sama dengan Boru Pareme, anak bungsu Guru Tatea bulan ini memandang lurus ke arah depan. Dia selalu menanti keturunannya datang, mendengarkan kisahnya, meminta pertolongan dan perlindungan kepadanya.

Seperti itulah sosok Si Boru Nantinjo direpresentasikan dengan patungnya yang dapat dilihat di Sopo Guru Tatea bulan yang berlokasi di Pusuk Buhit. Si Boru Nantinjo merupakan transgender pertama dari keturunan silsilah Raja Batak. Dia disebut sebagai si dua jambar.

Kelahiran

Dalam legendanya, Nantinjo disebut si dua jambar lantaran dia lahir ke dunia dalam keadaan yang bukan sebagai perempuan dan juga bukan sebagai lelaki. Kisah hidup Nantinjo memilukan. Ketika usianya sepuluh tahun, kedua orangtuanya meninggal. Nantinjo terpaksa tinggal bersama abangnya Limbong Mulana, karena ketika itu yang tinggal di kampung hanya tiga abangnya yakni Limbong Mulana, Sagala Raja serta Lau Raja, sedangkan abangnya Raja Gumeleng-geleng (Raja Uti) telah pergi dibawa oleh yang kuasa ke puncak Pusuk Buhit. Sedangkan abangnya Saribu Raja telah merantau dan tidak diketahui di mana keberadaannya, karena memiliki skandal cinta dengan adiknya sendiri Siboru Pareme. Saribu Raja dan Siboru Pareme ini lahir kembar dampit (marporhas).

Saat Remaja

Nantinjo mengalami penderitaan ketika tinggal bersama abangnya, dia harus bertanggung jawab mengurus rumah, mengasuh anak-anak serta mencari bahan makanan ke hutan. Nantinjo juga sering mendapat hukuman dari abangnya kalau melakukan kesalahan, untuk melepaskan kesedihannya, Nantinjo selalu menyanyi dan menenun.

Seiring waktu, Nantinjo menjadi remaja dan dari perawakannya terlihat anggun, cantik dan bersahaja. Nantinjo pun menjadi gadis pujaan semua lelaki baik di kampungnya maupun kampung seberang Danau Toba. Seorang pemuda dari perkampungan (huta) Silalahi sangat tertarik kepada Nantinjo dan ingin menjadikannya sebagai pendamping seumur hidup. Pemuda itu pun bersama keluarganya kemudian mendatangi abang Nantinjo untuk melamarnya

Penderitaan

Sadar akan dirinya yang tidak sempurna dari pandangan sosial, Nantinjo berusaha untuk menolak lamaran tersebut. Nantinjo memberikan syarat kepada pemuda tersebut yakni harus menyediakan emas serta uang satu perahu. Pemuda tersebut dan keluarganya pun menyetujui. Kemudian kembali datang dengan membawa syarat tersebut. Abangnya Limbong Mulana akhirnya meminta agar Nantinjo menerima lamaran tersebut.

Dengan hati hancur Nantinjo akhirnya menerima lamaran pemuda itu, dan meminta agar abangnya mengumpulkan semua yang menjadi barang miliknya termasuk alat yang selalu dipakainya bertenun. “Bambu turak dan tempat benang tenunku tolong tanamkan di ujung desa ini, suatu saat nanti keturunan Bapak dan Ibuku akan melihat dan mengingat saya yang penuh dengan penderitaan,” pesan Nantinjo.

Nantinjo pun menaiki perahu dan meninggalkan kampung mengikuti rombongan calon suaminya. Selama di perjalanan Nantinjo sangat gusar, dia tidak bisa membayangkan apa yang bakal terjadi setelah sampai di kampung calon suaminya. Dia berseru kepada ibunya Si Boru Baso Burning dan meminta kepada yang kuasa untuk dipersatukan bersama ibunya. Seketika keajaiban terjadi. Hujan turun, angin dan badai menerjang perahu Nantinjo dan akhirnya Nantinjo tenggelam dan meninggal dunia. Lokasi di mana tenggelamnya kapal Nantinjo kemudian disebut pulau Tao/Malau.

Kepercayaan Masyarakat

Bagi sebagian masyarakat Batak, terutama keturunan Guru Tatea bulan meyakini boru Nantinjo masih hidup hingga sekarang. Boru Nantinjo turun ke bumi untuk melihat keturunan ibunya dengan menumpang ke tubuh orang. Tujuan Nantinjo kembali ke dunia adalah untuk mengobati, membantu orang yang meminta pertolongannya terlebih dari keturunan pomparan Guru Tatea bulan/ Si Boru Baso Burning. Saat ini seorang yang tinggal di Cianjur, Jawa Barat bernama Nai Hotni Boru Sagala menjadi tempat masuknya roh Nantinjo (hasorangan). Nai Hotni merupakan hasorangan Nantinjo yang kelima.

Si Boru Nantinjo adalah putri/ boru ni dari Guru Tatea Bulan dan Sibasoburning, merupakan Generasi Ke-3 dari Si Raja Batak.
Pada masa kehidupan Si Boru Nantinjo, sistem marga belum digunakan oleh keluarga mereka. Itulah alasan mengapa Si Boru Nantinjo belum memiliki marga.

Tidak ada informasi terkait keturunan dari Si Boru Nantinjo

Ayah dari Si Boru Nantinjo adalah Guru Tatea Bulan

Ibu dari Si Boru Nantinjo adalah Sibasoburning

Si Boru Nantinjo adalah keturunan dari Raja Batak yang berasal dari Sianjur Mula Mula, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Indonesia

Opung Suhut Doli (Kakek dari ayah) dari Si Boru Nantinjo adalah Raja Batak

Opung Suhut Boru (Nenek dari ayah) dari Si Boru Nantinjo adalah Putri dari Siam

Opung Bao Doli (Kakek dari ibu) dari Si Boru Nantinjo Tidak ditemukan

Opung Bao Boru (Nenek dari ibu) dari Si Boru Nantinjo Tidak ditemukan

Belum ada data tentang suami dari Si Boru Nantinjo

Amangtua/ Amanguda dari Si Boru Nantinjo adalah Raja Isombaon, perlu diketahui, amangtua/ amanguda adalah saudara laki-laki dari ayah. Raja Isombaon adalah saudara laki-laki dari ayah Si Boru Nantinjo yaitu Guru Tatea Bulan. Jadi, Si Boru Nantinjo memanggil amangtua/ amanguda kepada seluruh saudara laki-laki dari ayahnya, atau anak laki-laki dari opung suhut nya, yaitu Raja Batak

Berdasarkan data tarombo yang tercatat di eBatak.com, Opung Suhut Si Boru Nantinjo, yaitu Raja Batak tidak memiliki boru. Dengan demikian, Si Boru Nantinjo tidak memiliki Namboru

Sayangnya, kita tidak dapat menemukan informasi Bonatulang dari Si Boru Nantinjo. Perlu diketahui, Bonatulang adalah tulang dari Ayah, Kita sudah memiliki informasi terkait ayah Si Boru Nantinjo yaitu Guru Tatea Bulan. Lalu kita sudah menemukan Opung Suhut Borunya yaitu Putri dari Siam. Namun kita belum mendapatkan informasi terkait siapa orang tua dari Opung Suhut Borunya tersebut. Untuk menemukan siapa Bonatulang Si Boru Nantinjo kita harus mendapatkan informasi tentang orang tua dari Opung Suhut Borunya. Sebab, Bonatulang dari Si Boru Nantinjo adalah tulang dari ayahnya, dan itu berarti saudara laki-laki dari Opung Suhut Borunya

Sayangnya, kita tidak dapat menemukan informasi Bonaniari dari Si Boru Nantinjo. Perlu diketahui, Bonaniari adalah tulangnya opung dari Ayah, Kita sudah memiliki informasi terkait ayah Si Boru Nantinjo yaitu Guru Tatea Bulan. Lalu kita sudah menemukan Opung Suhut Dolinya yaitu Raja Batak. Namun kita belum mendapatkan informasi terkait siapa orang tua dari Opung Suhut Dolinya tersebut.

Sayangnya, kita tidak dapat menemukan informasi Tulang dari Si Boru Nantinjo. Perlu diketahui, Tulang adalah saudara laki-laki dari ibu, kita sudah memiliki informasi terkait ibu Si Boru Nantinjo yaitu Sibasoburning. Namun kita belum memiliki informasi terkait siapa Opung Baonya (Orangtua dari Sibasoburning), untuk menemukan siapa Tulang Si Boru Nantinjo kita harus mendapatkan informasi tentang Opung Baonya. Sebab tulang Si Boru Nantinjo adalah anak laki-laki dari Opung Baonya

Sayangnya, kita tidak dapat menemukan informasi Tulang Rorobot dari Si Boru Nantinjo. Perlu diketahui, Tulang Rorobot adalah tulang dari Ibu, kita sudah memiliki informasi terkait Ibu Si Boru Nantinjo yaitu Sibasoburning. Namun kita belum memiliki informasi terkait siapa Opung Bao Borunya (Ibu dari Sibasoburning), untuk menemukan siapa Tulang Rorobot Si Boru Nantinjo kita harus mendapatkan informasi tentang Opung Bao Borunya.

AdBlock Terdeteksi!

Mohon nonaktifkan AdBlock agar bisa mengakses seluruh konten. Kami bergantung pada iklan untuk terus berjalan.

Menunggu AdBlock dinonaktifkan...

Rabu, 23 September 2020, 12:40 | Rabu, 16 April 2025, 09:14 | oleh Regina

kuliner

Adat Batak

Wisata Alam

Napak Tilas

Mitologi

Sejarah