Toga Aritonang adalah salah satu leluhur
Bangso Batak yang mewariskan marga
Aritonang kepada keturunannnya. Toga Aritonang merupakan
Generasi Ke-5 dari Si Raja Batak.
Opung Suhut Boru (Nenek dari ayah) dari
Toga Aritonang adalah
Si Boru Pareme Opung Bao Boru (Nenek dari ibu) dari
Toga Aritonang adalah
Sibasoburning Belum ada data tentang istri dari Toga Aritonang
Amangtua/ Amanguda dari
Toga Aritonang adalah
Raja Iborboran dan
Raja Galeman, perlu diketahui,
amangtua/ amanguda adalah saudara laki-laki dari ayah, mereka adalah saudara laki-laki dari ayah
Toga Aritonang yaitu
Si Raja Lontung. Jadi,
Toga Aritonang memanggil
amangtua/ amanguda kepada seluruh
saudara laki-laki dari ayahnya, atau
anak laki-laki dari
opung suhut nya, yaitu
Tuan Saribu Raja Berdasarkan data
tarombo yang tercatat di
eBatak.com,
Opung Suhut Toga Aritonang, yaitu
Tuan Saribu Raja tidak memiliki
boru. Dengan demikian,
Toga Aritonang tidak memiliki
Namboru
Sayangnya, kami belum menemukan informasi tentang
Bonaniari dari
Toga Aritonang.
Namun, kami telah menemukan
Ibu Guru Tatea Bulan, yaitu
Putri dari Siam.
Tetapi kami belum mengetahui
siapa orang tuanya.
Bonaniari adalah
tulang dari
opung dari pihak Ayah.
Sebagaimana diketahui,
Guru Tatea Bulan adalah opung suhut dari
Si Raja Lontung, yang merupakan ayah dari
Toga Aritonang.
Oleh karena itu, kami perlu menemukan orang tua dari
Putri dari Siam, karena
anak laki-laki dari orang tua
Putri dari Siam inilah
Bonaniari dari Toga Aritonang.
Sayangnya, kita tidak dapat menemukan informasi
Tulang Rorobot dari
Toga Aritonang. Perlu diketahui,
Tulang Rorobot adalah
tulang dari Ibu, Kita sudah memiliki informasi terkait Ibu
Toga Aritonang yaitu
Si Boru Pareme. Lalu kita sudah menemukan
Opung Bao Borunya yaitu
Sibasoburning. Namun kita belum mendapatkan informasi terkait siapa orang tua dari
Opung Bao Borunya tersebut. Untuk menemukan siapa
Tulang Rorobot Toga Aritonang kita harus mendapatkan informasi tentang orang tua dari
Opung Bao Borunya. Sebab,
Tulang Rorobot dari
Toga Aritonang adalah
tulang dari Ibunya, dan itu berarti saudara laki-laki dari
Opung Bao Borunya
Marga Aritonang merupakan salah satu marga Batak yang memiliki konsentrasi pemukiman di daerah Muara, yang terletak di pesisir timur Danau Toba. Selain itu, keturunan Aritonang juga banyak ditemukan di wilayah Pulau Sibandang, Barus, dan Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Meskipun demikian, seiring waktu, banyak dari mereka yang merantau ke berbagai daerah dan berkembang sejak berabad-abad yang lalu.
Beberapa desa seperti Silando, Hutaginjang, dan Tapian Nauli juga memiliki populasi besar dari marga Aritonang. Meskipun secara geografis desa-desa ini tidak berada langsung di Muara, namun secara historis marga Aritonang telah berperan dalam menyatukan desa-desa tersebut sehingga kini masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Muara. Hal ini menunjukkan pengaruh kuat marga Aritonang dalam membentuk komunitas dan struktur sosial di daerah sekitarnya.
Di daerah Muara, keturunan Aritonang umumnya menggunakan nama marga sesuai alur percabangan dari ketiga anak laki-laki leluhur mereka. Namun, bagi mereka yang telah merantau jauh sejak berabad lalu, nama Aritonang sering digunakan secara umum sebagai identitas utama. Selain itu, dalam sejarahnya, terjadi perpecahan dalam keluarga besar keturunan Rajagukguk, yang menyebabkan terbentuknya marga baru, yaitu Haro (Rajagukguk). Meskipun jumlahnya tidak sebanyak marga lainnya, keberadaan marga Haro kini diakui sebagai bagian dari kelompok marga Batak yang lebih luas.