Huta Siallagan, sebuah kampung tradisional Batak yang kaya akan sejarah dan budaya, terletak di Pulau Samosir
Huta Siallagan, sebuah kampung tradisional Batak yang kaya akan sejarah dan budaya, terletak di Pulau Samosir. Dikelilingi tembok batu kokoh, kampung ini dulunya berfungsi sebagai benteng pertahanan. Didirikan oleh Raja Laga Siallagan dan diwariskan turun-temurun, Huta Siallagan menyimpan delapan rumah adat Batak dengan fungsi berbeda yang diperkirakan telah berusia ratusan tahun. Lokasinya yang strategis di area Geosite Ambarita-Tuktuk-Tomok menjadikannya destinasi wisata menarik.
Selain Huta Siallagan, kawasan ini juga menyimpan jejak sejarah penting lainnya, yaitu makam Raja Sidabutar. Beliau diyakini sebagai orang pertama yang menginjakkan kaki di Pulau Samosir. Makam yang berbentuk sarkofagus dan berusia sekitar 460 tahun ini terletak di Desa Ambarita. Keunikan lain dari wilayah Kabupaten Samosir adalah keberadaan pohon mangga, khususnya jenis mangga udang. Meskipun berukuran kecil, mangga ini memiliki cita rasa unik, perpaduan antara manis dan sedikit masam yang khas.
Menurut tradisi masyarakat Batak, huta atau kampung merupakan kumpulan rumah yang dihuni oleh keluarga dengan ikatan kekerabatan yang kuat, seringkali berdasarkan marga. Marga Siallagan, yang merupakan keturunan Raja Naiambaton, membangun Huta Siallagan sebagai identitas tempat tinggal mereka. Pembangunannya dilakukan secara gotong royong atas inisiatif Raja Laga Siallagan. Lokasi Huta Siallagan yang hanya beberapa kilometer dari pusat keramaian seperti Tuktuksiadong dan Tomok, serta tidak jauh dari Danau Toba, menjadikannya mudah diakses untuk wisatawan yang ingin mengenal lebih dekat warisan budaya Batak.