Logo Ebatak
Ebatak | Ensiklopedia Batak
Ensiklopedia Batak

Silsilah, Partuturan dan Tarombo Marga Situmorang

Marga Situmorang: Warisan Tuan Situmorang, Generasi ke-5 dari Si Raja Batak. Marga Situmorang memiliki cabang turunan marga Sitohang, Siringoringo dan Rumapea.


Tugu Ompu Tuan Situmorang
Tugu Ompu Tuan Situmorang
Tugu Ompu Tuan Situmorang yang terletak di Desa Parsaoran Urat, Kecamatan Palipi, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia
Source: ebatak.com
Author: Regina
Marga Situmorang adalah marga yang diwariskan oleh Tuan Situmorang. Tuan Situmorang adalah Generasi ke-5 dari Si Raja Batak. Marga Situmorang memiliki cabang turunan marga Sitohang, Siringoringo dan Rumapea.Marga Situmorang berasal dari Palipi, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Indonesia Marga ini digunakan oleh etnis Batak dari suku Toba.

Berikut ini adalah beberapa jawaban dari pertanyaan yang sering ditanyakan terkait marga Situmorang

Marga Situmorang merupakan salah satu marga yang digunakan oleh etnis Batak dari suku Toba.

Marga Situmorang termasuk dalam kelompok marga Raja Lontung.

Marga Situmorang berasal dari Palipi, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Indonesia

Mataniari Binsar dari Situmorang adalah Marga Limbong, karena Boru Limbong istrinya, merupakan keturunan dari marga tersebut.

Tidak ditemukan data terkait padan marga Situmorang.

Marga Situmorang memiliki tugu sebagai simbol penghormatan terhadap leluhur mereka di daerah asalnya, seperti halnya beberapa marga Batak lainnya. Tugu marga Situmorang dapat ditemukan di Parsaoran Urat, Palipi, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Indonesia.

Marga Situmorang umumnya didominasi oleh individu yang berkeyakinan Kristen dan Islam, namun ada juga sebagian yang beragama Hindu, Buddha, dan kepercayaan lainnya, termasuk kepercayaan lokal serta keyakinan lainnya.

Keturunan marga Situmorang adalah anggota keluarga dari generasi-generasi berikutnya yang masih memiliki garis keturunan dari Tuan Situmorang. Anak dari Tuan Situmorang adalah Panopa Raja dan Ompu Pangaribuan.

Selasa, 22 September 2020, 09:08 | Rabu, 16 April 2025, 09:14 | oleh Regina

kuliner

Adat Batak

Wisata Alam

Napak Tilas

Mitologi

Sejarah