Logo Ebatak
Ebatak | Ensiklopedia Batak
Ensiklopedia Batak

Guru Tatea Bulan: Tarombo dan parturuan anak Raja Batak

Guru Tatea Bulan: anak Raja Batak dan Putri dari Siam, Generasi Kedua dari Si Raja Batak.


Sopo Guru Tatea Bulan
Sopo Guru Tatea Bulan
Sopo Guru Tatea Bulan tidak hanya menjadi pusat perayaan adat, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga identitas budaya Batak di tengah modernisasi. Dengan patung-patung sakral yang menghiasi setiap sudutnya, Sopo Guru Tatea Bulan menyimpan filosofi yang mendalam dan menjadi tempat ziarah bagi masyarakat Batak Toba.

Guru Tatea Bulan, yang juga dikenal sebagai Toga Datu atau Hontungon, adalah anak sulung dari Si Raja Batak dan Putri dari Siam.

Sebelum menikah, ia menerima tiga pusaka dari tulang-nya (saudara laki-laki dari pihak ibu), yaitu hujur siringis, batu martaha, dan sebuah cincin ajaib yang selalu pas di semua jari tangannya. Sang tulang juga berpesan bahwa keturunan Guru Tatea Bulan kelak akan menjadi perantara antara manusia dan Mulajadi Nabolon dalam menyampaikan persembahan.

Istri Guru Tatea Bulan bernama Sibasoburning. Dalam versi Tarombo Borbor Marsada, ia digambarkan sebagai perempuan dari kelompok manusia hutan yang masih hidup secara liar. Versi lain menyebutnya sebagai seorang boru ni homang. Karena memiliki ilmu guna-guna, Sibasoburning berhasil menarik perhatian Guru Tatea Bulan, yang kemudian memperistrinya. Setelah menikah, ia diajari adat Batak dan tata cara hidup sebagai manusia beradab.

Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai lima anak laki-laki: Raja Biak-biak (juga dikenal sebagai Raja Miok-miok), Tuan Saribu Raja, Limbong Mulana, Sagala Raja, dan Malau Raja. Mereka juga memiliki empat anak perempuan: Si Boru Biding Laut, Si Boru Pareme, Si Anting Haomasan, dan Si Pinggan Haomasan. Selain itu, ada seorang anak waria bernama Nan Tinjo.

Menurut kisah yang diwariskan secara turun-temurun, Tuan Saribu Raja dan Si Boru Pareme dilahirkan dalam keadaan marporhas atau kembar dempit.

Guru Tatea Bulan adalah anak dari Raja Batak dan Putri dari Siam, merupakan Generasi Kedua dari Si Raja Batak.
Pada masa kehidupan Guru Tatea Bulan, sistem marga belum digunakan oleh keluarga mereka. Itulah alasan mengapa Guru Tatea Bulan belum memiliki marga. Guru Tatea Bulan dikenal juga dengan nama Sibaso Bolon, Ilontungan dan Toga Datu.

Guru Tatea Bulan memiliki 5 orang anak laki-laki, yaitu Raja Uti, Tuan Saribu Raja, Limbong Mulana, Sagala Raja dan Silau Raja, serta 5 orang anak perempuan/ boru, yaitu Si Boru Biding Laut, Si Boru Pareme, Si Anting Haomasan, Si Pinggan Haomasan dan Si Boru Nantinjo.

Ayah dari Guru Tatea Bulan adalah Raja Batak

Ibu dari Guru Tatea Bulan adalah Putri dari Siam

Guru Tatea Bulan adalah anak dari Raja Batak yang berasal dari Sianjur Mula Mula, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Indonesia

Kakek dari Guru Tatea Bulan adalah Raja Tantan Debata, tokoh legendaris dalam mitologi Batak. Beliau merupakan leluhur yang memiliki peran penting dalam menetapkan garis keturunan yang menghubungkan manusia dengan kekuatan roh dan alam. Raja Tantan Debata juga menjadi bagian penting dari garis keturunan yang melanjutkan tugas sebagai perantara antara manusia dan Mulajadi Nabolon.

Untuk detail lebih lanjut, Anda bisa mengunjungi halaman tersebut di Ebatak: Legenda Si Raja Batak.

Opung Suhut Boru (Nenek dari ayah) dari Guru Tatea Bulan Tidak ditemukan

Opung Bao Doli (Kakek dari ibu) dari Guru Tatea Bulan Tidak ditemukan

Opung Bao Boru (Nenek dari ibu) dari Guru Tatea Bulan Tidak ditemukan

Guru Tatea Bulan memiliki seorang istri, yaitu Sibasoburning

Sayangnya, Kami belum menemukan informasi tentang siapa Opung Suhut dari Guru Tatea Bulan. Perlu diketahui, amangtua/ amanguda adalah saudara laki-laki dari ayah, atau anak laki-laki dari Opung Suhutnya.

Sayangnya, Kami belum menemukan informasi tentang siapa Opung Suhut dari Guru Tatea Bulan. Perlu diketahui, Namboru adalah saudara perempuan dari ayah, atau boru dari Opung Suhutnya.

Sayangnya, kita tidak dapat menemukan informasi Bonatulang dari Guru Tatea Bulan. Perlu diketahui, Bonatulang adalah tulang dari Ayah, kita sudah memiliki informasi terkait ayah Guru Tatea Bulan yaitu Raja Batak. Namun kita belum memiliki informasi terkait siapa Opung Suhut Borunya (Ibu dari Raja Batak), untuk menemukan siapa Bonatulang Guru Tatea Bulan kita harus mendapatkan informasi tentang Opung Suhut Borunya.

Sayangnya, kita tidak dapat menemukan informasi Bonaniari dari Guru Tatea Bulan. Perlu diketahui, Bonaniari adalah tulangnya opung dari Ayah, kita sudah memiliki informasi terkait ayah Raja Batak. Namun kita belum memiliki informasi terkait siapa Opung Suhut Dolinya (Ibu dari Raja Batak), untuk menemukan siapa Bonaniari Guru Tatea Bulan kita harus mendapatkan informasi tentang Opung Suhut Dolinya.

Tulang dari Guru Tatea Bulan adalah saudara laki-laki dari pihak ibunya, yaitu Putri dari Siam. Meski sosok Putri dari Siam sangat penting dalam silsilah Batak, asal-usulnya sendiri tidak diketahui secara pasti. Ia disebut berasal dari negeri jauh bernama Siam, namun bagaimana dan mengapa ia sampai menikah dengan Si Raja Batak tidak pernah dijelaskan secara rinci dalam tradisi lisan Batak.

Yang jelas, Putri dari Siam memiliki saudara laki-laki yang disebut sebagai tulang dari Guru Tatea Bulan. Sosok tulang inilah yang memberikan tiga pusaka sakral kepada Guru Tatea Bulan sebelum ia menikah, yaitu hujur siringis, batu martaha, dan cincin ajaib yang selalu pas di jari mana pun. Ia juga menitipkan pesan bahwa keturunan Guru Tatea Bulan kelak akan menjadi perantara antara manusia dan Mulajadi Nabolon.

Sayangnya, kita tidak dapat menemukan informasi Tulang Rorobot dari Guru Tatea Bulan. Perlu diketahui, Tulang Rorobot adalah tulang dari Ibu, kita sudah memiliki informasi terkait Ibu Guru Tatea Bulan yaitu Putri dari Siam. Namun kita belum memiliki informasi terkait siapa Opung Bao Borunya (Ibu dari Putri dari Siam), untuk menemukan siapa Tulang Rorobot Guru Tatea Bulan kita harus mendapatkan informasi tentang Opung Bao Borunya.

AdBlock Terdeteksi!

Mohon nonaktifkan AdBlock agar bisa mengakses seluruh konten. Kami bergantung pada iklan untuk terus berjalan.

Menunggu AdBlock dinonaktifkan...

Selasa, 22 September 2020, 09:08 | Rabu, 16 April 2025, 09:14 | oleh Regina

kuliner

Adat Batak

Wisata Alam

Napak Tilas

Mitologi

Sejarah