Raja Sumba: Tarombo dan parturuan anak Tuan Sorbadibanua

Kelahiran kedua dari keturunan Tuan Sorbadibanua dan Boru Sibasopaet juga mengalami keunikan yang serupa. Sama seperti kelahiran pertama saat melahirlan Raja Sobu, anak yang lahir bukan dalam bentuk manusia, melainkan hanya berupa gumpalan daging yang tidak berbentuk. Hal ini kembali membawa kesedihan bagi Boru Sibasopaet yang masih menyimpan luka dari kejadian sebelumnya.

Gumpalan Daging yang Disembunyikan

Tak ingin diketahui oleh orang lain, Boru Sibasopaet kembali memilih untuk menyembunyikan gumpalan daging tersebut. Kali ini, ia menyimpannya di antara tumpukan kayu bakar yang dalam bahasa Batak disebut sebagai "soban" atau "sumban". Dengan hati yang berat, ia tetap menjalani kehidupannya seperti biasa, meskipun dalam hatinya ada kesedihan mendalam yang sulit diungkapkan.

Seiring berjalannya waktu, kejadian ajaib kembali terjadi. Gumpalan daging yang tersembunyi itu akhirnya pecah, dan dari dalamnya keluar seorang bayi mungil yang sehat serta berparas tampan. Tangisannya mengisi udara, menandakan keajaiban yang kembali terjadi dalam keluarga mereka.

Asal-Usul Nama Raja Sumba

Sesuai dengan tradisi yang telah terjadi sebelumnya, bayi yang lahir ini diberi nama sesuai dengan tempat di mana ia disembunyikan. Karena gumpalan daging itu disimpan di antara tumpukan kayu bakar (sumban), maka anak tersebut diberi nama Sumba. Seiring waktu, ia dikenal sebagai Raja Sumba.

Kelahiran Raja Sumba menambah garis keturunan penting dalam sejarah Tuan Sorbadibanua. Bersama saudaranya, Raja Sobu, ia menjadi bagian dari silsilah besar yang melahirkan generasi penerus yang akan berperan dalam perkembangan suku Batak dan tradisinya.