Silsilah, Partuturan dan Tarombo Marga Pasaribu
Marga Pasaribu: Warisan Saribu Raja III, Generasi ke-10 dari Si Raja Batak. Marga Pasaribu merupakan turunan dari marga Borbor. Marga Pasaribu memiliki cabang turunan marga Habeahan, Bondar dan Gorat.

Ebatak | Ensiklopedia Batak
Tentang Marga Pasaribu
Marga dalam masyarakat Batak bukan sekadar nama keluarga, tetapi juga identitas yang mengikat setiap individu pada sejarah leluhurnya. Salah satu marga yang asal-usulnya masih menjadi perdebatan adalah Pasaribu. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Tuan Saribu Raja, tokoh leluhur dalam silsilah Batak—sudah menggunakan istilah Pasaribu sejak zamannya. Namun, tidak ditemukan catatan eksplisit tentang seseorang yang secara langsung bernama "Pasaribu" pada masa itu. Hal ini menimbulkan kesulitan dalam menentukan kapan marga ini mulai digunakan dan siapa saja yang pertama kali berhak menggunakannya sebagai identitas patrilinier.
Seiring waktu, berkembang pandangan bahwa hanya tiga kelompok utama yang termasuk dalam marga Pasaribu, yaitu Habeahan, Bondar, dan Gorat. Pendapat ini didasarkan pada keyakinan bahwa ketiganya adalah anak kandung Sariburaja III, yang dianggap sebagai cikal bakal marga Pasaribu. Akibatnya, dalam berbagai perkumpulan keturunan Pasaribu, hanya tiga sub-marga tersebut yang sering diakui sebagai bagian utama dari marga ini. Namun, apakah benar hanya mereka yang berhak menyandang marga Pasaribu? Ataukah ada kelompok lain yang juga memiliki hak yang sama?
Hingga kini, pertanyaan tentang siapa orang pertama yang menggunakan nama Pasaribu masih belum memiliki jawaban pasti. Hal ini bukan sekadar perdebatan akademik, tetapi juga memiliki dampak praktis bagi keturunan yang ingin memahami silsilahnya dengan lebih jelas. Pada generasi berapa tepatnya marga ini muncul? Siapa saja saudara perempuan ( boru ) dari generasi awal marga Pasaribu, dan kepada siapa mereka menikah (muli)? Dari marga apa pasangan mereka berasal? Semua pertanyaan ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut, baik dari segi sejarah tertulis maupun tradisi lisan yang diwariskan dalam komunitas Batak.
Perkembangan Marga Pasaribu dalam Sejarah Batak
Sejarah mencatat bahwa Tuan Saribu Raja memiliki banyak keturunan yang kemudian membentuk berbagai marga Batak. Namun, marga Pasaribu tidak langsung disebut dalam daftar awal keturunannya. Beberapa ahli sejarah dan budayawan Batak berpendapat bahwa nama "Pasaribu" mulai digunakan setelah generasi berikutnya sebagai identitas khusus bagi keturunan Sariburaja III. Dalam berbagai catatan dan cerita turun-temurun, nama Pasaribu baru muncul ketika Habeahan, Bondar, dan Gorat mulai diakui sebagai bagian dari satu kelompok keluarga yang berbeda dari keturunan Saribu Raja lainnya.
Marga dalam adat Batak berkembang seiring waktu, dipengaruhi oleh faktor sosial, politik, dan geografis. Marga Pasaribu yang sekarang dikenal luas telah mengalami proses panjang dalam pembentukannya. Ada kemungkinan bahwa awalnya nama "Pasaribu" tidak digunakan secara langsung oleh generasi pertama, tetapi baru disematkan kemudian untuk membedakan keturunan Sariburaja III dari marga lainnya. Fenomena ini serupa dengan perkembangan beberapa marga lain yang baru muncul setelah keturunannya mulai menetap di wilayah tertentu atau memiliki ciri khas yang membedakan mereka dari marga induknya.
Marga Pasaribu merupakan bagian penting dari sejarah Batak, tetapi asal-usulnya masih menyisakan banyak tanda tanya. Tidak ada bukti konkret yang memastikan kapan nama "Pasaribu" pertama kali digunakan, dan siapa orang pertama yang resmi menyandangnya. Yang jelas, Habeahan, Bondar, dan Gorat sering disebut sebagai kelompok utama dalam marga ini, meskipun masih ada kemungkinan bahwa kelompok lain juga merupakan bagian dari sejarah awal Pasaribu.
Seiring perkembangan zaman, pemahaman tentang sejarah marga semakin penting, terutama bagi keturunan Pasaribu yang ingin menelusuri asal-usulnya. Studi lebih lanjut, baik melalui dokumen sejarah maupun tradisi lisan, dapat membantu mengungkap lebih banyak fakta tentang perjalanan marga ini dalam masyarakat Batak. Identitas marga bukan hanya sekadar warisan, tetapi juga cerminan dari perjalanan panjang suatu kelompok dalam membentuk dan mempertahankan eksistensinya di tengah perubahan zaman.
Catatan penulis: Sebelum marga Pasaribu secara khusus digunakan oleh keturunan Saribu Raja III — yaitu Habeahan, Bondar, dan Gorat — penggunaannya memiliki cakupan yang jauh lebih luas.
Pada masa sebelumnya, marga Pasaribu merujuk kepada seluruh keturunan Tuan Saribu Raja, dan menjadi salah satu penanda utama dalam silsilah untuk menunjukkan garis keturunan langsung dari leluhur tersebut. Artinya, marga ini tidak hanya melekat pada satu cabang keluarga, melainkan mencakup berbagai garis keturunan dari Tuan Saribu Raja yang tersebar pada masa itu.
Berikut ini adalah beberapa jawaban dari pertanyaan yang sering ditanyakan terkait marga Pasaribu
Marga Pasaribu merupakan salah satu marga yang digunakan oleh etnis Batak dari suku Toba dan Angkola.
Marga Pasaribu termasuk dalam kelompok marga Borbor Marsada.