Toga Sijabat: Sejarah dan Asal-usul Marga Sijabat

Toga Sijabat adalah anak kedua dari Guru Sotindion, salah satu tokoh sentral dalam silsilah keturunan Batak. Sebagai anak tengah, Toga Sijabat memegang peran penting dalam meneruskan garis keturunan keluarga dan menjaga nilai adat setelah wafatnya sang abang, Toga Sidabutar.

Setelah kematian Toga Sidabutar, yang meninggal dunia saat istrinya tengah mengandung, Toga Sijabat menikahi Boru Pandiangan sesuai dengan adat mangabia—sebuah tradisi luhur dalam budaya Batak yang memberikan tanggung jawab kepada saudara laki-laki almarhum untuk menjaga dan meneruskan keturunan saudaranya dengan menikahi jandanya.

Pernikahan Toga Sijabat dan Boru Pandiangan juga diwarnai oleh ujian berat. Toga Sijabat meninggal dunia saat Boru Pandiangan kembali sedang mengandung. Anak yang lahir dari pernikahan ini menyandang marga Sijabat, yang kelak berkembang menjadi salah satu marga besar dalam masyarakat Batak.

Setelah kepergian Toga Sijabat, Boru Pandiangan kemudian dinikahi oleh adik berikutnya, Toga Siadari, dan kemudian oleh si bungsu, Toga Sidabalok. Dari keempat pernikahan tersebut lahirlah empat keturunan yang masing-masing membawa marga ayah mereka: Sidabutar, Sijabat, Siadari, dan Sidabalok.

Anak-anak dari pernikahan ini dikenal dengan sebutan Raja Si Opat Ama, yaitu empat anak laki-laki dari satu ibu, Boru Pandiangan. Toga Sijabat menjadi bagian penting dalam struktur ini sebagai ayah dari salah satu dari empat marga tersebut.

Keempat keturunan ini tumbuh dalam satu keluarga besar yang penuh kasih sayang, dipersatukan oleh nilai gotong royong, kesetaraan, dan komitmen adat. Bersama-sama, mereka menjunjung tinggi sumpah persaudaraan yang diwariskan dari para leluhur:

“Sisada Lulu Anak, Sisada Lulu Boru”

Keturunan Toga Sijabat juga termasuk dalam garis keturunan Raja Nai Ambaton, yang tergabung dalam kelompok besar PARNA. Sebagai bagian dari warisan ini, mereka memegang teguh larangan menikah dengan sesama marga sebagai bentuk penghormatan terhadap garis keturunan dan kehormatan adat Batak.