Silsilah Si Boru Nan Tinjo
- Partuturan
- Tentang Si Boru Nan Tinjo
- Gambaran
- Kelahiran
- Saat Remaja
- Penderitaan
- Kepercayaan Masyarakat
Partuturan Si Boru Nan Tinjo
Nama | Si Boru Nan Tinjo |
Daerah asal | Sianjur Mulamula |
Bapak/ Amongna | Guru Tatea Bulan |
Kakek / Ompung doli na | Raja Batak |
Ito | |
Bapaudana | |
Nomor dari Si Raja Batak | keturunan ketiga |
Garis keturunan dari Si Raja Batak |
Raja Batak ↓ Guru Tatea Bulan ↓ Si Boru Nan Tinjo |
Tentang Si Boru Nan Tinjo
Si Boru Nan Tinjo adalah boru dari Guru Tatea Bulan. Si Boru Nan Tinjo merupakan keturunan ketiga dari Si Raja Batak
Gambaran
Si Boru Nantinjo duduk bersimpuh di antara keempat kakaknya yang berdiri berjejer. Mengenakan gaun putih yang sama dengan Boru Pareme, anak bungsu Guru Tatea bulan ini memandang lurus ke arah depan. Dia selalu menanti keturunannya datang, mendengarkan kisahnya, meminta pertolongan dan perlindungan kepadanya.
Seperti itulah sosok Si Boru Nantinjo direpresentasikan dengan patungnya yang dapat dilihat di Sopo Guru Tatea bulan yang berlokasi di Pusuk Buhit. Si Boru Nantinjo merupakan transgender pertama dari keturunan silsilah Raja Batak. Dia disebut sebagai si dua jambar.
Kelahiran
Dalam legendanya, Nantinjo disebut si dua jambar lantaran dia lahir ke dunia dalam keadaan yang bukan sebagai perempuan dan juga bukan sebagai lelaki. Kisah hidup Nantinjo memilukan. Ketika usianya sepuluh tahun, kedua orangtuanya meninggal. Nantinjo terpaksa tinggal bersama abangnya Limbong Mulana, karena ketika itu yang tinggal di kampung hanya tiga abangnya yakni Limbong Mulana, Sagala Raja serta Lau Raja, sedangkan abangnya Raja Gumeleng-geleng (Raja Uti) telah pergi dibawa oleh yang kuasa ke puncak Pusuk Buhit. Sedangkan abangnya Saribu Raja telah merantau dan tidak diketahui di mana keberadaannya, karena memiliki skandal cinta dengan adiknya sendiri Siboru Pareme. Saribu Raja dan Siboru Pareme ini lahir kembar dampit (marporhas).
Saat Remaja
Nantinjo mengalami penderitaan ketika tinggal bersama abangnya, dia harus bertanggung jawab mengurus rumah, mengasuh anak-anak serta mencari bahan makanan ke hutan. Nantinjo juga sering mendapat hukuman dari abangnya kalau melakukan kesalahan, untuk melepaskan kesedihannya, Nantinjo selalu menyanyi dan menenun.
Seiring waktu, Nantinjo menjadi remaja dan dari perawakannya terlihat anggun, cantik dan bersahaja. Nantinjo pun menjadi gadis pujaan semua lelaki baik di kampungnya maupun kampung seberang Danau Toba. Seorang pemuda dari perkampungan (huta) Silalahi sangat tertarik kepada Nantinjo dan ingin menjadikannya sebagai pendamping seumur hidup. Pemuda itu pun bersama keluarganya kemudian mendatangi abang Nantinjo untuk melamarnya
Penderitaan
Sadar akan dirinya yang tidak sempurna dari pandangan sosial, Nantinjo berusaha untuk menolak lamaran tersebut. Nantinjo memberikan syarat kepada pemuda tersebut yakni harus menyediakan emas serta uang satu perahu. Pemuda tersebut dan keluarganya pun menyetujui. Kemudian kembali datang dengan membawa syarat tersebut. Abangnya Limbong Mulana akhirnya meminta agar Nantinjo menerima lamaran tersebut.
Dengan hati hancur Nantinjo akhirnya menerima lamaran pemuda itu, dan meminta agar abangnya mengumpulkan semua yang menjadi barang miliknya termasuk alat yang selalu dipakainya bertenun. “Bambu turak dan tempat benang tenunku tolong tanamkan di ujung desa ini, suatu saat nanti keturunan Bapak dan Ibuku akan melihat dan mengingat saya yang penuh dengan penderitaan,” pesan Nantinjo.
Nantinjo pun menaiki perahu dan meninggalkan kampung mengikuti rombongan calon suaminya. Selama di perjalanan Nantinjo sangat gusar, dia tidak bisa membayangkan apa yang bakal terjadi setelah sampai di kampung calon suaminya. Dia berseru kepada ibunya Si Boru Baso Burning dan meminta kepada yang kuasa untuk dipersatukan bersama ibunya. Seketika keajaiban terjadi. Hujan turun, angin dan badai menerjang perahu Nantinjo dan akhirnya Nantinjo tenggelam dan meninggal dunia. Lokasi di mana tenggelamnya kapal Nantinjo kemudian disebut pulau Tao/Malau.
Kepercayaan Masyarakat
Bagi sebagian masyarakat Batak, terutama keturunan Guru Tatea bulan meyakini boru Nantinjo masih hidup hingga sekarang. Boru Nantinjo turun ke bumi untuk melihat keturunan ibunya dengan menumpang ke tubuh orang. Tujuan Nantinjo kembali ke dunia adalah untuk mengobati, membantu orang yang meminta pertolongannya terlebih dari keturunan pomparan Guru Tatea bulan/ Si Boru Baso Burning. Saat ini seorang yang tinggal di Cianjur, Jawa Barat bernama Nai Hotni Boru Sagala menjadi tempat masuknya roh Nantinjo (hasorangan). Nai Hotni merupakan hasorangan Nantinjo yang kelima.
Informasi lainnyaSi Boru Nan Tinjo
Perubahan terakhir : 2022-09-25 18:10:22
Author : Halak batak
Sumber
- Suara Mahardika, Rekasi. 2020. Si Dua Jambar : Kisah Transgender dalam Silsilah Raja Batak. Suara Mahardika. diakses pada 2022-09-17.