Raja Panjaitan: Sejarah dan Asal-usul Marga Panjaitan

Marga Panjaitan berasal dari garis keturunan Raja Batak yang bernama Raja Panjaitan, anak bungsu dari Tuan Dibangarna. Raja Panjaitan merupakan cucu dari Raja Sibagot ni Pohan, cicit dari Tuan Sorba Dibanua. Tuan Sorba Dibanua adalah anak dari Tuan Sori Mangaraja, keturunan dari Raja Isumbaon, anak dari Raja Batak.

Raja Panjaitan lahir di kampung Lobu Parserahan, Onan Raja Balige, yang kini termasuk dalam wilayah Kabupaten Toba Samosir. Di kampung ini, para raja dari berbagai marga sering bertemu dan berdagang. Setelah menikah, Raja Panjaitan menerima warisan berupa sebuah kampung dari ayahnya, Tuan Dibangarna. Kampung ini kemudian diberi nama Lumban Panjaitan. Di sana juga dibangun sebuah mata air yang disebut Siguti, sebagai sumber air bersih.

Tak lama setelah itu, Raja Panjaitan menikah dengan Boru Hasibuan asal kampung Sigaol. Ia juga menerima warisan berupa lahan pertanian dan padang rumput yang luas di daerah Siboadiala. Dari pernikahan ini, lahirlah anak bernama Raja Situngo Naiborngin. Setelah dewasa, Raja Situngo membuka perkampungan di Matio, lalu merantau ke Sibahaulu di bukit Sitombom.

Raja Panjaitan wafat di daerah Sihail-hail, tidak jauh dari Onan Raja atau sekitar lokasi Tugu Raja Sibagot ni Pohan di Onan Raja Balige, dekat Rumah Sakit Umum HKBP Balige saat ini. Di lokasi tersebut kemudian dibangun Tugu Raja Panjaitan sebagai tanda penghormatan dan simbol perjalanan hidupnya.