Silsilah, Partuturan dan Tarombo Marga Sibarani
Marga Sibarani: Warisan Raja Sibarani, Generasi ke-7 dari Si Raja Batak.

Tugu marga Sibarani terletak di Landbow, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Indonesia
Source: ebatak.com
Author: Regina
Istri dari Raja Sibarani adalah Runggu Haomasan Boru Sirait, seorang boru dari Ompu Raja. Ia juga merupakan iboto dari Raja Mardobur Sirait, yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam silsilah Sirait.
Salah satu cucu dari Raja Mardobur melalui anaknya Ompu Tombak Mataniari adalah Nan Sumalin Boru Sirait. Ia menikah dengan Raja Banggua Sibarani. Cerita lisan yang diwariskan dalam lingkungan marga Sibarani menyebutkan bahwa sedikitnya lima generasi berturut-turut menikah dengan boru Sirait. Kelima generasi itu meliputi Sipartano Naiborngin, Raja Sibarani, Partano II, Raja Banggua, dan Partano III, yang dikenal pula sebagai Pangupar.
Peran Marga Sibarani dalam Rumpun Sarumpaet
Selain memiliki sejarah panjang dalam silsilah Batak, marga Sibarani juga merupakan bagian dari kelompok rumpun marga Sarumpaet, yang berasal dari daerah Laguboti. Nama ini awalnya digunakan sebagai bentuk persatuan beberapa marga ketika mereka merantau ke luar kampung halaman, terutama ke Sibolga dan Silindung.
Beberapa marga lainnya yang termasuk dalam rumpun ini adalah Hutahaean, Aruan, Hutajulu, Sibarani, Sibuea, Pangaribuan, dan Hutapea. Sebagian dari mereka masih memakai nama Sarumpaet sebagai identitas marga, terutama yang berasal dari keturunan Raja Parjalang Sibarani di wilayah Pahae, Silindung.
Tugu Sibarani di Laguboti
Impian membangun sebuah tugu sebagai simbol kehormatan dan jati diri telah lama menjadi cita-cita keturunan marga Sibarani. Namun, berbagai hambatan sempat membuat proyek ini belum terealisasi dalam waktu yang lama.
Titik terang muncul saat para perwakilan marga Sibarani menggelar Musyawarah Besar Parsadaan Ompu Raja Sibarani Se-Indonesia (PORSIB) di Gedung Sopo Marpingkir, Jakarta, pada 1 Desember 2017. Salah satu hasil penting dari pertemuan ini adalah kesepakatan bersama untuk memulai pembangunan Tugu Sibarani.
Dengan semangat gotong royong, pembangunan tugu pun dilaksanakan oleh seluruh anggota marga dari berbagai penjuru Indonesia. Proyek ini akhirnya selesai dan diresmikan melalui pesta adat dua hari penuh, yang berlangsung pada tanggal 12 dan 13 Juli 2024. Perayaan ini bukan hanya menandai berdirinya tugu, tapi juga mempererat hubungan antarsesama Sibarani.
Tugu ini kini menjadi simbol kebersamaan, kekuatan sejarah, dan kebanggaan akan warisan luhur dalam keluarga Sibarani.