Logo Ebatak
Ebatak | Ensiklopedia Batak
Ensiklopedia Batak

Silsilah, Partuturan dan Tarombo Marga Aruan

Marga Aruan: Warisan Ompu Raja Aruan, Generasi ke-7 dari Si Raja Batak.


Tugu Ompu Raja Aruan
Tugu Ompu Raja Aruan
Tugu Ompu Raja Aruan terletak di Jl. Pasar Melintang Tambunan, Aruan, Kecamatan Laguboti, Toba, Sumatera Utara, Indonesia
Source: ebatak.com
Author: Regina

Toga Raja Sitorus menikah dengan Pinta Omas Palangki, yang merupakan kakak dari istri Pangulu Ponggok Naiborngin. Suatu ketika, Toga Raja Sitorus pergi ke hutan untuk marburu atau marjajo selama lebih dari satu tahun, meninggalkan istrinya serta dua anak mereka. Selama ketidakhadirannya, Pangulu Ponggok Naiborngin mengunjungi kakak istrinya dan tinggal serumah. Namun, kemudian diketahui bahwa Pinta Omas Palangki hamil dan melahirkan seorang anak yang kemudian dikenal sebagai Ompu Raja Aruan.

Setelah beberapa waktu, Toga Raja Sitorus kembali ke rumahnya, sementara Pangulu Ponggok Naiborngin pulang ke tempat tinggalnya bersama anaknya. Istri Pangulu Ponggok Naiborngin sebelumnya telah memiliki dua anak, yaitu Raja Hutahaean dan Raja Hutajulu. Ia kemudian meminta agar anak yang telah "ditarui mangan" dan "ditarui minum" dibawa kepadanya, dengan mengatakan, "Bawalah dia kepadaku; jika dia manusia, dia akan menjadi anakku yang kedua, dan Raja Hutajulu menjadi anakku yang ketiga." Permintaan ini disetujui oleh Raja Hutahaean dan Raja Hutajulu, sehingga Raja Hutahaean, Ompu Raja Aruan, dan Raja Hutajulu menjadi saudara seibu dengan Toga Raja Sitorus.

Catatan: Kisah ini telah diceritakan secara turun-temurun dalam tradisi lisan masyarakat Batak. Oleh karena itu, terdapat kemungkinan perbedaan dalam detail cerita berdasarkan sumber yang berbeda. Tarombo digital eBatak telah dibuat dengan upaya maksimal untuk menyajikan informasi yang seakurat mungkin.

Marga Aruan adalah marga yang diwariskan oleh Ompu Raja Aruan. Ompu Raja Aruan adalah Generasi ke-7 dari Si Raja Batak. Marga Aruan berasal dari Laguboti, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Indonesia Marga ini digunakan oleh etnis Batak dari suku Toba.

Berikut ini adalah beberapa jawaban dari pertanyaan yang sering ditanyakan terkait marga Aruan

Marga Aruan merupakan salah satu marga yang digunakan oleh etnis Batak dari suku Toba.

Marga Aruan termasuk dalam kelompok marga Sipaettua.

Marga Aruan berasal dari Laguboti, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Indonesia

Mataniari Binsar dari Aruan adalah Marga Pandiangan, karena Bane Bulan istrinya, merupakan keturunan dari marga tersebut.

Marga Aruan marpadan atau ikrar janji dengan marga Sitorus Boltok, Sitorus dan Hutagaol sesuai dengan kebiasaan tradisi Batak, marga yang marpadan tidak dapat saling menikahi, hal ini bisa saja berubah jika ada kesepakatan kembali antar marga tersebut.

Marga Aruan memiliki tugu sebagai simbol penghormatan terhadap leluhur mereka di daerah asalnya, seperti halnya beberapa marga Batak lainnya. Tugu marga Aruan dapat ditemukan di Jl. Pasar Melintang Tambunan, Aruan, Laguboti, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Indonesia.

Marga Aruan umumnya didominasi oleh individu yang berkeyakinan Kristen dan Islam, namun ada juga sebagian yang beragama Hindu, Buddha, dan kepercayaan lainnya, termasuk kepercayaan lokal serta keyakinan lainnya.

Keturunan marga Aruan adalah anggota keluarga dari generasi-generasi berikutnya yang masih memiliki garis keturunan dari Ompu Raja Aruan. Anak dari Ompu Raja Aruan adalah Raja Panopa, Tuan Simbohan dan Ompu Raja Gugun.

Selasa, 22 September 2020, 09:08 | Rabu, 16 April 2025, 09:14 | oleh Regina

kuliner

Adat Batak

Wisata Alam

Napak Tilas

Mitologi

Sejarah