Logo Ebatak
Ebatak | Ensiklopedia Batak
Ensiklopedia Batak

Mengenal Suku Simalungun dan Daftar Marganya

Etnis Batak Suku Simalungun


ebatak.com
ebatak.com
Ebatak | Ensiklopedia Batak

Suku Batak Simalungun merupakan salah satu kelompok etnis dalam rumpun Batak yang mendiami wilayah Kabupaten Simalungun dan sebagian wilayah Kabupaten Asahan.

Suku ini dahulu terbagi dalam beberapa kerajaan lokal dan memiliki sistem sosial yang kuat berbasis marga. Dalam struktur sosialnya, dikenal empat marga utama yang disebut dengan akronim Sisadapur, yaitu Damanik, Purba, Saragih, dan Sinaga.

Sistem Marga dan Paterilineal

Masyarakat Simalungun menganut sistem paterilineal, yaitu penurunan marga dari garis keturunan ayah. Sama dengan yang berlaku pada etnis Batak suku Toba dan etnis Batak lainnya, bahwa, orang yang memiliki marga yang sama dianggap sebagai saudara satu garis keturunan dan dilarang untuk menikah.

Penamaan dalam Tradisi

Perempuan menggunakan kata boru untuk menyebut marganya. Misalnya, Regina boru Saragih. Jika ia menikah dengan marga Purba, namanya menjadi Regina Purba boru Saragih.

Asal-usul dan Sejarah Raja Simalungun

Raja Nagur – Marga Damanik

Berasal dari bangsawan India Selatan, yang mengungsi akibat serangan Raja Rajendra Chola. Terbagi menjadi tiga garis keturunan utama: Marah Silau, Soro Tilu, dan Timo Raya.

Raja Banua Sobou – Marga Saragih

Keturunan: Saragih Garingging dan Saragih Sumbayak. Beberapa marga dari luar seperti Turnip, Simarmata, dan Sidabukke mengaku bagian dari marga Saragih.

Raja Banua Purba – Marga Purba

Purba berasal dari kata Purwa (Sansekerta). Keturunan: Tambak, Sigumonrong, Sidasuha. Termasuk juga Purba Manorsa dari keturunan Simamora.

Raja Saniang Naga – Marga Sinaga

Keturunan kerajaan Tanoh Jaua dan Batangiou. Ada hubungan mitologis dengan naga sebagai simbol kekuatan bumi. Beberapa sumber menyebut asal dari Nagaland, India Timur.

Proses Asimilasi Marga dari Luar

Beberapa marga dari luar Simalungun kemudian berbaur dan masuk dalam empat marga utama. Contohnya:

  • Saragih Garingging dari Ajinembah, Karo.
  • Purba Tambak berasal dari Pagaruyung.
  • Damanik dari perkawinan dengan keturunan Tuan Silampuyang.

Perbedaan "Saragih" dan "Saragi"

Penting membedakan antara Saragih (marga asli Simalungun) dan Saragi (tanpa "h"), yang berasal dari Saragi Tua di Tamba, Samosir. Keturunan Saragi Tua bermigrasi ke Karo dan akhirnya menetap di Raya, Simalungun. Mereka mengalami asimilasi dan menambahkan nama Saragih di depan marga Toba mereka.

Kehidupan Sosial dan Budaya

Masyarakat Simalungun menggantungkan hidup dari bercocok tanam, terutama padi dan jagung. Jual beli dilakukan dengan sistem barter.

Bahasa dan Tulisan

Bahasa Simalungun memiliki dialek tersendiri dan dipengaruhi oleh bahasa Melayu, Karo, dan Toba. Tulisan tradisional disebut Surat Sisapuluhsiah.

Sistem Pemerintahan Tradisional

Sebelum masa penjajahan, Simalungun terbagi dalam 4 kerajaan dan 3 partuanan:

  • Kerajaan: Siantar, Panei, Dolog Silou, Tanoh Jawa
  • Partuanan: Raya, Purba, Silimakuta

Ketiganya kemudian diakui sebagai kerajaan dalam struktur Onderafdeeling Simalungun oleh pemerintah kolonial Belanda.

Spiritualitas dan Agama

Kepercayaan tradisional melibatkan datu atau dukun, serta sesajen kepada roh leluhur. Kepercayaan terhadap tiga Naibata sebagai kekuatan utama:

  • Naibata di atas (putih)
  • Naibata di tengah (merah)
  • Naibata di bawah (hitam)

Simbol-simbol ini hadir dalam pakaian dan hiasan rumah adat.

Pengaruh Hindu dan Buddha

Penemuan arca dan relief di Simalungun menunjukkan pengaruh kuat Hindu-Buddha, seperti patung Sang Buddha menunggang gajah dan konsep Trimurti.

Kepercayaan Saat Ini

Saat ini, mayoritas masyarakat Simalungun memeluk agama Kristen (65%, mayoritas Protestan), Islam (34%), dan sisanya masih memegang kepercayaan tradisional.

Daftar Marga Suku Simalungun

Berikut adalah sebagian marga yang dikenal dari masyarakat etnis Batak dari Simalungun:

Kamis, 17 April 2025, 23:50 | Kamis, 17 April 2025, 23:50 | oleh Regina

Mitologi