1. E Batak - Ensiklopedia Batak
  2. Tarombo
  3. Marga Batak

E Batak - Ensiklopedia Batak

Ensiklopedia <i>Tarombo</i> Silsilah dan <i>Partuturan</i> Marga BatakTarombo atau silsilah merupakan cara orang batak menyimpan daftar silsilah marga mereka masing-masing dan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi orang Batak.

Martarombo bagi orang Batak yaitu menjelaskan silsilah, yaitu hal yang harus di ketahui dan sangat penting dalam kehidupan keseharian mereka. Begitu pentingnya hal martarombo ini, sehingga setiap orang Batak dituntut mampu menjelaskan silsilah diri dan keluarganya.

Tarombo

Nilai-nilai yang terdapat dalam Tarombo yaitu nilai komitmen, nilai, kesopansantunan, nilai gotong royong, nilai kekerabatan dan nilai pengelolaan genderTarombo merupakan silsilah garis keturunan secara patrineal dalam budaya Batak yang sudah menjadi adat atau tradisi untuk mengetahui sistem kekerabatan atau dalam menjalin hubungan pada Bangso Batak.

Nilai-nilai yang terdapat dalam Tarombo yaitu nilai komitmen, nilai, kesopansantunan, nilai gotong royong, nilai kekerabatan dan nilai pengelolaan gender.

Tarombo merupakan salah satu tradisi suku Batak yang di lakukan untuk mengetahui kekerabatan antar suku Batak. Martarombo berasal dari kata Tarombo atau dalam bahasa Indonesia berarti silsilah, sedangkan arti kata mar dalam bahasa Batak Toba bermakna kata kerja atau ber, dalam Bahasa Indonesia. Jadi, dapat diartikan bahwa martarombo dalam bahasa Indonesia adalah bersilsilah atau menentukan silsilah.

Nilai yang terdapat pada tarombo.
  • Komitmen, ; Yaitu mereka yang bermarga yang sama memiliki kesepakatan yang dilakukan yang dilakukan turun temurun bahwa tidak bisa saling menikahi di karenakan mereka adalah abang adik atau namarhamaranggi.
  • Kesopansantunan ; Nilai kesantunan (kesopansantunan) dalam Tarombo yaitu panggilan atau partuturan antara siangkangan sampai ke siampudan, generasi orang tua, keponakan, sepupu, dan lain sebagainya.
  • Gotong royong ; Pada masyarakat Batak ada istilah kata marsiurupan saling membantu. Marsiurupan adalah wujud gotong royong. Tidak saja ketiga unsur dalam dalihan natolu yaitu hula-hula, dongan tubu, dan boru yang menunjukkan sikap gotong royong atau marsiurupan, tetapi juga para komunitas marga. Bahkan dalam komunitas marga selalu berlandaskan si sada anak, si sada boru memiliki anak laki-laki dan anak perempuan yang sama. Dengan demikian setiap anggota komunitas yang akan melaksanakan pesta adat, khususnya pernikahan dan kematian, mereka akan bekerjasama dengan anggota komunitas marga karena peranan mereka yang sangat di butuhkan untuk mempertanggungjawabkan hal-hal penting demi kelancaran acara pesta tersebut.
  • Kekerabatan : Nilai kekerabatan yang terdapat di marga tersebut yaitu sering disebut dengan saparindahanan yang artinya satu makanan. Contohnya di dalam acara pesta suatu marga, akan hadir dari marga lainya untuk menjadi juru masak atau pangalompa di acara tersebut, dan takaran masakan sudah di tentukan berapa banyak yang akan di masak lewat rapat antar marga yang tergabung pada partuturan
  • Pengelolaan gender ; Dalam tarombo marga selalu melibatkan gender, baik laki-laki maupun perempuan. Setiap mereka terlibat dalam percakapan harus mengetahui sapaan partuturan mereka masing-masing. Contohnya ketika perempuan dan laki-laki bertemu bisa saja mereka mar amang bao (berbesan) dan juga mar inang bao atau istri dari lae (berbesan). Amang bao (besan laki-laki) di tujukan perempuan kepada laki-laki, sedangkan inang bao (besan perempuan) di tujukan laki-laki kepada perempuan

Marga Batak

Di dalam hubungan sosial orang Batak, Marga merupakan dasar untuk menentukan partuturan dan hubungan persaudaraan. Baik untuk kalangan satu marga maupun dengan orang-orang dari Marga yang lain.Di dalam hubungan sosial orang Batak, Marga merupakan dasar untuk menentukan partuturan dan hubungan persaudaraan. Baik untuk kalangan satu marga maupun dengan orang-orang dari Marga yang lain.

Fungsi marga dalam martarombo sangat penting untuk digunakan sebagai identitas. Marga merupakan sarana untuk menandakan dan mengetahui dari garis keturunan mana orang tersebut berasal. Hal ini menjadikan marga sebagai bukti dan identitas. Dan juga menjadikan marga sebagai syarat utama yang harus ada dalam pelaksanaan hampir seluruh upacara adat dan tradisi budaya batak lainnya.

Hal terkait

Baliga Raja adalah anak dari Raja Imbang Sanuhu. Baliga Raja merupakan keturunan ke-10 dari Si Raja Batak , dan generasi ke-5 dari marga Sitompul.

Baliga Raja

Baliga Raja adalah anak dari Raja Imbang Sanuhu. Baliga Raja merupakan keturunan ke-10 dari Si Raja Batak , dan generasi ke-5 dari marga Sitompul.