Raja Manghuntal Sinambela: Parturuan anak Bona Ni Onan
Raja Manghuntal: anak Bona Ni Onan dan Boru Borbor, Generasi Ke-3 marga Sinambela.

Si Singamangaraja I, seorang tokoh legendaris dalam sejarah Batak, dikenal sebagai raja yang membawa perubahan besar dalam masyarakat dan budaya Batak. Kelahiran Raja Si Singamangaraja I tidak hanya dipenuhi dengan keajaiban alam, tetapi juga dipenuhi dengan nubuat dan tanda-tanda yang menunjukkan bahwa ia akan menjadi sosok yang luar biasa
Source: ebatak.com
Author: Regina
Keturunan Si Singamangaraja
Selama tujuh turunan, keluarga Si Singamangaraja tidak pernah memiliki anak perempuan (dari Si Singamangaraja II sampai Si Singamangaraja VIII). Baru pada Si Singamangaraja IX, lahir seorang anak perempuan yang diberi nama Nai Hapatihan, seperti nama bibinya yang telah meninggal itu.
Tugas Kerajaan Raja Manghuntal bersama Tetua Bius Bakara
Dalam melaksanakan tugas kerajaan, Raja Manghuntal melakukannya bersama beberapa orang tetua dari Bius Bakara, yaitu raja-raja dari si Onom Ompu. Mereka adalah Bakkara, Sihite, Simanulang, Sinambela (marga Si Singamangaraja), Simamora, dan Marbun.
Pembagian Pusaka dan Jabatan dalam Kerajaan
Masing-masing keluarga ini memiliki barang-barang pusaka yang didapat dari Si Singamangaraja I (Raja Manghuntal) yang diberikan oleh Raja Uti, yang kemudian dibagikan menurut tugas-tugas mereka dalam kerjasama mereka. Raja Manghuntal juga menetapkan pembantu-pembantunya yang lain, yaitu yang disebut sebagai Pande na Bolon, atau penasihat dan juga menjadi perantara dengan daerah-daerah lain di Tanah Batak. Salah satu pembantunya adalah seorang dari marga Sinambela, keturunan Raja na Bolas, saudara tertua ayahnya, sedangkan jabatan bendahara kerajaan diangkat dari marga Sihite. Untuk kesempurnaan hubungan dengan daerah-daerah lainnya, Raja Manghuntal pergi keliling ke daerah-daerah dengan membawa air dan tanah dari Bakkara.
Perjalanan ke Daerah-daerah dan Pembentukan Pemerintahan
Mula-mula, Raja Manghuntal pergi ke daerah Humbang, yang penduduknya sebagian besar keturunan Raja Sumba dari marga Sihombing dan Simamora. Karena tanah dan airnya sama dengan jenis tanah dan air yang dibawanya, maka ia mengangkat dua raja Parbaringin, yaitu dari marga Simamora dan dari marga Hutasoit (putra sulung) Sihombing. Dari Humbang, ia pergi ke Silindung. Karena air dan tanah di Silindung tidak sama dengan air dan tanah yang dibawanya, maka ia mengangkat Raja na Opat, atau raja berempat untuk daerah ini. Demikian juga dengan daerah-daerah lain, satu per satu dikunjungi dan diangkat wakil-wakil Si Singamangaraja di situ, apakah berupa Raja Parbaringin, Raja na Opat, atau Panglima-panglimanya. Setelah selesai, ia kembali pulang ke Bakkara. Dengan demikian, hukum, adat, dan kepercayaan telah dibentuk dengan baik.
Kehidupan Keluarga dan Kelahiran Raja Si Singamangaraja II
Setelah cukup dewasa, Si Singamangaraja I mengambil istri dari marga Situmorang. Sama halnya dengan ibu mertuanya, si boru Situmorang mengandung hampir dua tahun lamanya, dan syarat-syarat kehamilannya sama dengan yang telah ditentukan oleh si boru Pasaribu. Tanda-tanda kelahiran Raja Si Singamangaraja II pun sama dengan tanda kelahiran ayahnya, dan tingkah lakunya selalu membawa keajaiban alam yang luar biasa.