Logo Ebatak
Ebatak | Ensiklopedia Batak
Ensiklopedia Batak

Tradisi Batak: Horja Bius dan Hahomion

Upacara Horja Bius melibatkan berbagai ritual seperti Ulaon Hahomion, Tortor Tunggal Panaluan, dan Mangalahat Horbo, yang bertujuan memohon berkat dan perlindungan dari roh leluhur serta Mulajadi Na Bolon, sambil mempersembahkan sajian-sajian dan menghormati tradisi leluhur yang telah mendirikan desa-desa seperti Kampung Tomok di Pulau Samosir.


Tradisi Batak: Horja Bius dan Hahomion
Tradisi Batak: Horja Bius dan Hahomion
Dalam pagelaran pesta Horja Bius diadakan yang namanya Hahomion. Ritual Hahomion adalah upacara pemujaan kepada roh leluhur dan kekuatan gaib. Upacara ini bertujuan memberikan sesajen atau persembahan kepada kekuatan gaib dan roh leluhur,
Source: ebatak.com
Author: Regina

Horja Bius selalu disertai dengan upacara Manghalat Horbo, yang merupakan ucapan syukur kepada leluhur atas upayanya dalam membuka desa bagi warga setempat dengan mempersembahkan kerbau pilihan. Pada masa kini, upacara ini telah dimodifikasi menjadi sebuah teater kolosal untuk melestarikan budaya Batak Toba yang sudah tidak dilakukan dan mendukung potensi pariwisata Danau Toba sebagai tujuan wisata kelas dunia. Upacara Horja Bius memiliki pengaruh dari Parmalim, kepercayaan yang dianut oleh suku Batak Toba sebelum mereka menerima Kekristenan.

Kini, hanya beberapa orang saja dari jutaan warga suku Batak Toba di seluruh negeri yang masih menganut Parmalim, yang umumnya tinggal di Pulau Samosir dan sekitarnya. Berdasarkan sejarah, ada tiga elemen penting suku Batak Toba yang mengatur sistem musyawarah dalam kehidupan bermasyarakat, yakni Huta, Horja, dan Bius. Huta secara harafiah diartikan sebagai suatu kelompok perhimpunan, yang dipimpin oleh Raja Huta, orang yang membuka perkampungan tersebut, biasanya selalu berkaitan dengan marga.

Dalam pagelaran pesta Horja Bius diadakan yang namanya Hahomion. Ritual Hahomion adalah upacara pemujaan kepada roh leluhur dan kekuatan gaib. Upacara ini bertujuan memberikan sesajen atau persembahan kepada kekuatan gaib dan roh leluhur, sebagai bukti nyata pengakuan warga akan adanya kekuatan gaib yang mengiringi kehidupan mereka.

Daftar Isi

Ritual Hahomion dalam budaya Batak
Ritual Hahomion dalam budaya Batak<br>Pada masa lampau, Horja Bius Tomok merupakan persembahan kepada leluhur Ompu Raja Sidabutar yang telah mendirikan Kampung Tomok. Kepercayaan ini terpatri hingga saat ini bagi mereka yang memegang teguh budaya habatakon.<br>Source: ebatak.com<br>Author: Regina

Tujuan ritual Hahomion adalah memohon agar roh dan kekuatan gaib tetap memantau kehidupan warga dan memohon kepada Mulajadi Na Bolon agar senantiasa memelihara, mendatangkan kemakmuran, dan ketentraman hidup warga. Horja Bius terdiri dari beberapa ritual, mulai dari Ulaon Hahomion, Tortor Tunggal Panaluan, Tortor Parsiarabu, Marjoting, Pajongjong Borotan, Makharikkiri Horbo, dan ditutup dengan Mangalahat Horbo. Ulaon Hahomion berisi ziarah ke tambak (makam) Dolok Ompu Raja Sidabutar dan mangalopas tu mual natio.

Ini merupakan ritual penghormatan kepada roh-roh leluhur untuk memohon berkat perlindungan dan kelancaran dalam melaksanakan tahapan-tahapan upacara selanjutnya. Di Desa Tomok, Horja Bius menjadi salah satu acara tahunan, bagian dari Horas Samosir Festival. Dikemas dalam bentuk teater kolosal, modifikasi ini tidak melunturkan kesakralannya.

Pada masa lampau, Horja Bius Tomok merupakan persembahan kepada leluhur Ompu Raja Sidabutar yang telah mendirikan Kampung Tomok. Kepercayaan ini terpatri hingga saat ini bagi mereka yang memegang teguh budaya habatakon. Ziarah kubur penyajian sesajen berupa seekor kambing yang dimasak dan dipotong sesuai potongan sendi tulang, ayam putih dan merah jantan, sagu-sagu, itak nani hopingan, itak gurgur, assimun, anggir pangurason, dan aek naso ke mida mataniari.

Upacara Mangalahat Horbo
Upacara Mangalahat Horbo<br>Mangalahat Horbo punya tiga tujuan berbeda: upacara turun ke sawah, ucapan rasa syukur dan permintaan keturunan, serta upacara peringatan orang tua yang telah meninggal dunia dan upacara perayaan tertentu.<br>Source: ebatak.com<br>Author: Regina

Usai berbagai ritual di hari pertama, masuklah ke acara puncak, yakni Mangalahat Horbo. Seekor kerbau akan ditombak sebagai persembahan. Ini bukan kerbau sembarangan, harus yang hidup liar lalu ditangkap dari hutan. Enam pria dewasa dan seorang perempuan yang mengenakan Ulos mengarak kerbau menuju tiang tambat, sementara Raja Bius menyaksikan dari belakang.

Dahulu, kerbau ditombak untuk memastikan kematiannya, tapi pada Horja Bius, tombak sang Dukun hanya menghujam secara simbolis, dan kerbau disembelih dengan pisau. Mangalahat Horbo dilakukan untuk mengawali atau membuka acara sebelum orang Batak turun ke sawah. Ritual ini bertujuan untuk kesuburan tanah, perkembangbiakan ternak, dan kesejahteraan manusia.

Mangalahat Horbo punya tiga tujuan berbeda: upacara turun ke sawah, ucapan rasa syukur dan permintaan keturunan, serta upacara peringatan orang tua yang telah meninggal dunia dan upacara perayaan tertentu. Setelah disembelih, daging kerbau dibagi-bagi kepada tuan rumah yang menggelar pesta, serta kepada yang berhak menerima sesuai ketentuan adat. Jika sabar menunggu, para tamu pun bisa menikmati daging yang telah dimasak dan makan bersama warga kampung.

Kamis, 14 November 2024, 01:00 | Kamis, 27 Maret 2025, 03:42 | oleh Regina

Adat Batak