Secara harfiah, blockchain berarti rantai dari blok. Cara terbaik untuk memahaminya adalah dengan membayangkan sebuah buku besar digital. Namun, buku ini sangat istimewa. Alih-alih disimpan di satu tempat oleh satu pihak (seperti server bank), salinan identik dari buku besar ini didistribusikan atau dibagikan ke ribuan komputer di seluruh dunia. Setiap komputer dalam jaringan ini memiliki akses ke catatan yang sama persis.
Setiap blok dalam rantai ini bisa kita ibaratkan sebagai sebuah halaman baru dalam buku besar tersebut. Setiap halaman berisi sekumpulan data transaksi yang telah diverifikasi dan disetujui oleh jaringan. Ketika satu halaman sudah terisi penuh dengan catatan transaksi, halaman tersebut akan disegel dan ditambahkan ke dalam buku secara permanen. Proses ini terus berlanjut, menciptakan catatan sejarah yang terus bertambah.
Lalu, di mana letak rantai-nya? Di sinilah letak kejeniusan teknologi ini. Setiap halaman (blok) yang ditambahkan akan disegel secara kriptografis dengan sebuah kode unik. Kode ini tidak hanya mengidentifikasi halaman itu sendiri, tetapi juga mengandung referensi ke kode unik dari halaman sebelumnya. Hal ini menciptakan sebuah ikatan atau rantai yang tak terpisahkan, memastikan bahwa semua halaman tersusun secara kronologis dan tidak dapat diubah tanpa merusak seluruh rantai.
Untuk memahami pentingnya blockchain, kita perlu membandingkannya dengan sistem tradisional yang terpusat atau sentralisasi. Dalam sistem konvensional, semua data penting—seperti catatan rekening bank Anda—disimpan dan dikendalikan oleh satu entitas tunggal pada server pusat mereka. Model ini menciptakan satu titik kendali, yang jika diretas atau gagal, bisa menyebabkan seluruh sistem lumpuh atau data dimanipulasi.
Blockchain menawarkan alternatif melalui desentralisasi. Karena buku besar digitalnya didistribusikan ke ribuan komputer di seluruh dunia, tidak ada satu pun pihak yang memiliki kendali mutlak. Setiap komputer dalam jaringan, yang disebut sebagai node, bekerja sama untuk menjaga dan memverifikasi data. Kekuatan tidak lagi terkonsentrasi di satu titik, melainkan tersebar di seluruh jaringan.
Model terdistribusi ini melahirkan dua manfaat utama: transparansi dan keamanan yang superior. Transparansi muncul karena hampir siapa saja dapat melihat catatan transaksi (meskipun identitas pesertanya tetap anonim). Keamanan muncul karena untuk mengubah satu data transaksi saja, seorang peretas harus menyerang dan mengubah data yang sama di ribuan komputer secara bersamaan, sebuah tugas yang secara komputasi hampir mustahil untuk dilakukan.